MBS bahkan menganalogikan perbedaan itu seperti yang terjadi dalam sebuah keluarga, yang tidak bisa dihindari.
Meskipun demikian, MBS mengatakan bahwa kedua belah pihak bekerja sama untuk menemukan kesamaan dalam ketidaksepakatan mereka.
"Seperti setiap keluarga, saudara laki-laki tidak setuju 100 persen dalam semua urusan dan masalah. Ini serupa dalam hal pemerintah," ujarnya dalam sebuah wawancara di televisi nasional, seperti dikutip dari
Al-Arabiya, Rabu (29/4).
"Perbedaan, tentu saja, dengan pemerintahan Amerika, margin perbedaan mungkin meningkat atau menurun. Tetapi kami sepakat dalam 90 persen kebijakan Presiden Biden, dan kami berharap untuk meningkatkannya dengan satu atau lain cara," kata MBS.
"Yang terakhir adalah ketaatan kami kepada kelompok baru yang memiliki tujuan penting untuk energi dan lingkungan yang bersih. Arab Saudi adalah salah satu negara yang bergabung. Untuk perbedan pandangan yang hanya 10 persen itu, akan kami imbangi dengan saling mengerti dan memahami," tambahnya.
Langkah kebijakan luar negeri pertama Biden adalah menghentikan dukungan untuk apa yang disebutnya 'operasi ofensif' di Yaman, sementara secara bersamaan membekukan penjualan senjata ke Arab Saudi dan menghapus Houthi dari daftar teror Washington.
Pemerintahan Biden juga mencopot pejabat senior Houthi, termasuk pemimpinnya, Abdel-Malek al-Houthi, dari daftar Teroris Global yang Ditunjuk Khusus (SDGT).
Gedung Putih mengatakan ingin menyesuaikan kembali hubungannya dengan Riyadh, dan pejabat militer AS terus menyuarakan dukungan untuk Arab Saudi dan pentingnya hubungan bilateral.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: