Insiden tersebut terjadi ketika puluhan ribu orang Yahudi ultra-Ortodoks berkumpul di makam Rabbi Shimon Bar Yochai untuk peringatan tahunan, meliputi doa dan tarian sepanjang malam pada Jumat (30/4).
Makam itu dianggap sebagai salah satu situs tersuci di dunia Yahudi dan merupakan situs ziarah tahunan.
Laporan media awalnya mengatakan bagian dari tempat duduk stadion telah runtuh di acara Lag B'Omer di Gunung Meron di Galilea.
Namun dimuat
Reuters, menurut para pejabat itu terjadi karena korban sesak napas dan diinjak-injak.
Layanan ambulans Magen David Adom mengatakan 103 orang terluka, termasuk puluhan tewas. Channel 12 TV menyebutkan jumlah korban tewas sebanyak 38.
Polisi menutup situs tersebut dan memerintahkan orang-orang dievakuasi dengan bus.
Video yang diunggah di media sosial menunjukkan adegan kacau ketika pria Ultra-Ortodoks memanjat celah di lembaran besi bergelombang yang robek untuk melarikan diri dari kehancuran, ketika polisi dan paramedis mencoba menjangkau yang terluka.
Mayat-mayat tergeletak di atas usungan di koridor, seluruhnya tertutup selimut foil.
Di Twitter, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menggambarkan insiden tersebut sebagai "bencana besar".
"Kami semua berdoa untuk kesejahteraan para korban," tambahnya.
Festival tersebut diketahui telah melanggar rekomendasi dari pejabat kesehatan untuk menghindari keramaian untuk mencegah penularan Covid-19.
Tahun lalu, pertemuan serupa dilarang. Namun tahun ini otoritas memberikan banyak kelonggaran karena program vaksinasi Covid-19.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: