Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Turki: Alasan Biden Mengakui Genosida Armenia Bukan Karena Fakta Sejarah, Tapi Kecenderungan Politik

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 02 Mei 2021, 13:39 WIB
Turki: Alasan Biden Mengakui Genosida Armenia Bukan Karena Fakta Sejarah, Tapi Kecenderungan Politik
Wakil Presiden Turki Fuat Oktay/Net
rmol news logo Ada dua alasan yang membuat Presiden Amerika Serikat  (AS) Joe Biden mengakui peristiwa 1915 terhadap orang Armenia sebagai genosida.

Biden, pada 24 April lalu, telah mengakui secara resmi genosida Armenia. Istilah genosida sendiri berusaha untuk dihindari oleh presiden AS sebelum-sebelumnya.

Turki telah menolak penggunaan istilah tersebut dan menyebutnya batal demi hukum.

Sementara itu Wakil Presiden Turki Fuat Oktay pada Sabtu (1/5) mengatakan dua alasan yang membuat Biden mengakui genosida adalah politik dalam negeri dan deklarasinya bahwa AS akan kembali ke panggung internasional.

"Saya kira, dia mencoba menggunakan fenomena seperti itu sebagai alat untuk kembali ke salah satu bagian dunia. Dan saya sangat yakin bahwa dua alasan ini adalah awal yang salah baginya dan untuk kebijakan luar negeri AS," kata Oktay, seperti dikutip Anadolu Agency.

Oktay mengatakan, Biden harus menggunakan fakta sejarah dan bukti, bukan karena kecenderungan politik.

"Hanya karena lobi, hanya karena janji yang dibuat untuk orang-orang Armenia atau Armenia yang terkena dampak lobi, Anda tidak dapat membuat keputusan bersejarah dan Anda tidak dapat mengklaim sebuah negara yang bertanggung jawab atas genosida," ujar Oktay.

“Istilah genosida sendiri bukanlah kata yang mudah digunakan oleh siapa pun. Jika kata genosida harus digunakan, itu harus digunakan untuk Amerika Serikat, bukan untuk Turki," sambungnya.

Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut pernyataan Biden tidak berdasar, tidak adil dan bertentangan dengan fakta tentang peristiwa menyakitkan yang terjadi lebih dari seabad lalu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA