Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ashraf Ghani Minta AS Lanjutkan Pendanaan Militer Afghanistan Meski Sudah Tarik Pasukannya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Rabu, 05 Mei 2021, 09:53 WIB
Ashraf Ghani Minta AS Lanjutkan Pendanaan Militer Afghanistan Meski Sudah Tarik Pasukannya
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani/Net
rmol news logo   Presiden Ashraf Ghani mengharapkan Amerika Serikat (AS) dan NATO tetap memenuhi komitmennya untuk pendanaan keamanan Afghanistan jika telah menarik semua pasukannya.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Hal itu disampaikan Ghani lewat sebuah artikel yang ditulisnya dan diterbitkan oleh majalah Foreign Affairs pada Selasa (4/5).

"Keputusan Presiden Joe Biden untuk menarik 2.500 tentara AS yang tersisa dari Afghanistan pada September merupakan titik balik bagi negara dan tetangga kita," tulis Ghani, seperti dikutip The Hill.

"Pemerintah Afghanistan menghormati keputusan itu dan memandangnya sebagai momen peluang dan risiko bagi dirinya sendiri, untuk Afghanistan, untuk Taliban, dan untuk wilayah tersebut," tambah Ghani.

Namun, Ghani mengatakan, pendanaan pasukan keamanan AS dan NATO dapat menjadi satu-satunya kontribusi paling penting untuk membantu perdamaian di Afghanistan.

"Selain itu, sangat penting bahwa Amerika Serikat dan NATO memenuhi komitmen yang ada untuk mendanai ANDSF (Pasukan Pertahanan dan Keamanan Nasional Afghanistan)," kata Ghani.

"Ini mungkin satu-satunya kontribusi terpenting yang dapat diberikan komunitas internasional untuk transisi yang sukses menuju perdamaian di Afghanistan," jelasnya.

Dalam tulisannya, Ghani juga membahas upaya yang telah dia lakukan untuk mencapai perdamaian dengan Taliban. Ia mengatakan pemerintahannya tetap siap untuk melanjutkan pembicaraan dengan Taliban.

Ia juga memuji pasukan keamanannya dan menegaskan bahwa ANDSF siap untuk membela negara setelah pasukan AS pergi.

Ghani mengaku, keputusan Presiden Joe Biden untuk menarik pasukan AS telah mengejutkan Taliban. Namun ia menyoroti, risiko terbesar bagi perdamaian di Afghanistan adalah kesalahan perhitungan terhadap Taliban.

"Taliban masih percaya narasi mereka sendiri bahwa mereka telah mengalahkan NATO dan Amerika Serikat. Mereka merasa berani, dan karena para pemimpin politik mereka tidak pernah mendorong cabang militer mereka untuk menerima gagasan perdamaian, risiko terbesar adalah bahwa Taliban akan terus tidak menunjukkan minat yang sungguh-sungguh dalam membuat kesepakatan politik dan sebagai gantinya akan memilih untuk melanjutkan agresi militer," ucap Ghani.

Pada April, Biden mengumumkan rencana penarikan pasukan AS yang tersisa di Afghanistan pada 11 September, bertepatan 20 tahun peringatan tragedi 9/11 yang menjadi penyebab invasi Amerika ke Afghanistan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA