Sejumlah pertemuan seharusnya dilakukan pada Selasa (4/5), termasuk rapat dengan agenda pembahasan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap minoritas Uighur di Xinjiang oleh China.
Di dalam rapat tersebut, seorang wanita Uighur yang mengaku melarikan diri dari kamp interniran di Xinjiang akan bersaksi di depan parlemen.
"Rapat dibatalkan. Serangan siber sedang berlangsung," cuit seorang anggota parlemen, Samuel Cogolati, seperti dikutip
Sputnik.
Sejauh ini, perusahaan penyedia internet, Belnet, belum mengidentifikasi sumber serangan. Namun itu menjadi salah satu serangan yang terbesar.
"Serangan terjadi secara teratur, tetapi yang ini adalah yang terbesar. Ini menargetkan seluruh jaringan Belnet," kata seorang jurubicara perusahaan.
Ia menjelaskan, serangan yang dilakukan merupakan serangan DDoS (penolakan layanan). Sehingga semua server perusahaan menjadi kelebihan beban.
Pada Agustus 2018, Komite PBB untuk Penghapusan Diskriminasi Rasial melaporkan bahwa sejumlah besar etnis Uighur dan minoritas Muslim lainnya ditahan di kamp pendidikan ulang politik di Xinjiang.
Beijing sendiri berdalih kamp tersebut ditujukan untuk melawan terorisme dan ekstremisme agama.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: