Hal itu dikonfirmasi oleh Mohammed bin Zayed di akun Twitter pribadinya pada Rabu (5/5) waktu setempat.
"Selama panggilan telepon dengan @POTUS Joe Biden, kami mengeksplorasi kerja sama yang berkelanjutan di bidang energi bersih dan perlindungan lingkungan serta masalah regional dan internasional," cuitnya, seperti dikutip dari
Al-Arabiya.
"Kedua negara kita terus memperkuat hubungan strategis kita dan membangun kepentingan bersama yang kuat," lanjut dia.
Sementara, Gedung Putih dalam pernyataannya usai panggilan mengatakan bahwa kedua pemimpin tersebut membahas sejumlah masalah terkait Iran, Israel dan Timur Tengah.
Gedung Putih mengatakan, Biden menegaskan kembali kemitraan AS-UEA serta membahas tantangan regional dan global, termasuk Afghanistan, dimensi nuklir dan regional dari ancaman yang ditimbulkan oleh Iran, serta pencarian bersama untuk de-eskalasi dan perdamaian di Middle Peace.
"Biden juga menggarisbawahi pentingnya strategis normalisasi hubungan antara Uni Emirat Arab dan Israel dan menyatakan dukungan penuhnya untuk memperkuat dan memperluas pengaturan ini," kata Gedung Putih.
Negara-negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC), termasuk UEA, telah lama mengatakan bahwa mereka perlu menjadi bagian dari setiap dialog terkait kesepakatan nuklir Iran.
Negara-negara Teluk mengulangi seruan itu setelah kekuatan dunia baru-baru ini meluncurkan pembicaraan dengan Iran untuk memperbarui kesepakatan nuklir 2015, dengan AS berpartisipasi secara tidak langsung.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: