Digawangi oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, pertemuan yang akan digelar di Cornwall, Inggris itu bertujuan untuk memperkuat aliansi negara-negara demokrasi.
Beberapa negara tamu juga akan hadir, yaitu India, Korea Selatan, dan Australia.
Menjelang KTT, para menteri luar negeri G7 melakukan pertemuan tatap muka di Lancaster House pada Selasa (4/5).
Di sana, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyuarakan pentingnya menegakkan tatanan dunia berbasis aturan internasional, yang selama ini disebutnya telah dilanggar oleh China.
"Apa yang kami coba lakukan adalah menegakkan tatanan berbasis aturan internasional yang telah diinvestasikan begitu banyak oleh negara kami selama beberapa dekade untuk mendapatkan keuntungan, menurut saya, bukan hanya warga negara kita sendiri, tetapi juga orang di seluruh dunia, termasuk China," kata Blinken, seperti dikutip
AFP.
Dalam pertemuan tersebut, semua menteri luar negeri menyatakan kekhawatirannya terhadap perilaku China, terutama catatan HAM, penahanan minoritas Uighur di Xinjiang, hingga kebijakan ekonomi yang koersif.
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab bahkan menyerukan isu Hong Kong, di mana Beijing melanggar komitmen yang dibuat pada 1997.
Selain membahas tindakan bersama menghadapi China, para menteri luar negeri juga membahas krisis di Myanmar, Suriah, Afghanistan, Libya, hingga kekhawatiran mengenai agresivitas Rusia.
G7 sendiri meliputi Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan AS.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: