Kepala Roscosmos Dmitry Rogozin pada Kamis (6/5) mengunggah peta yang menunjukkan zona kemungkinan jatunya inti dari roket tersebut.
Zona tersebut meliputi wilayah Bumi bagian utara, tidak termasuk Amerika Serikat bagian utara, Kanada, sebagian besar Eropa, Rusia, dan sebagian besar Asia Tengah.
Sedangkan dalam kategori berisiko tinggi adalah China, beberapa wilayah di Spanyol, Italia, Yunani, negara bagian New York, Chili bagian selatan, hingga Wellington di Selandia Baru.
Kendati begitu, perhitungan yang lebih akurat kemungkinan dapat dilakukan ketika bagian roket memasuki atmosfer, atau sekitar 24 jam sebelum menghantam Bumi.
Sementara itu, roket sendiri diperkirakan akan jatuh pada Sabtu (8/5).
Dimuat
Spuntik, Roscosmos sendiri mengumumkan terus memantau pergerakan roket yang tidak terkendali.
Menurut prediksi yang ada, bagian dari struktur panggung akan terbakar di lapisan atmosfer yang padat. Tetapi elemen struktur yang tidak mudah terbakar dapat menghantam permukaan Bumi.
Pada 29 April, roket Long March 2B diluncurkan dengan membawa modul utama Tianhe untuk membangun stasiun luar angkasa Tiangong.
Bagian inti sebesar 18 ton yang tidak memiliki alat navigasi bergerak tidak terkendali, membuat khawatir berbagai organisasi luar angkasa di dunia.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.