Ledakan itu terjadi di depan pintu masuk sekolah Sayed ul Shuhada yang berada di bagian barat Kabul, yang dihuni oleh Muslim Syiah. Dalam beberapa tahun terakhir, wilayah itu kerap diserang militan ISIS.
Dari siaran televisi ToloNews, terlihat situasi kacau, buku dan tas sekolah berserakan dengan lumuran darah. Sementara warga berupaya membantu para korban.
Adapun sekolah yang diserang adalah sekolah menengah bersama untuk anak perempuan dan laki-laki yang belajar dalam tiga shift.
Jurubicara Kementerian Pendidikan Najiba Arian menuturkan, serangan terjadi pada shift kedua untuk pelajar perempuan, sehingga banyak korban merupakan para siswi.
Sementara itu, jurubicara Kementerian Dalam Negeri Tariq Arian menyebut korban tewas sedikitnya mencapai 30 orang, dengan 52 lainnya terluka.
Dalam laporannya,
Reuters menyebut sedikitnya 55 orang meninggal dunia dan lebih dari 150 lainnya terluka.
Sejauh ini tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Jurubicara Taliban Zabihullah Mujahid pun telah membantah keterlibatan kelompoknya dan mengutuk insiden tersebut.
Serangan tersebut telah memicu perhatian dunia. Misi Uni Eropa di Afghanistan juga telah mengecam serangan tersebut.
"Serangan menghebohkan di daerah Dasht-i Barchi di Kabul adalah tindakan terorisme yang tercela. Menargetkan siswa di sekolah perempuan, menjadikan ini serangan terhadap masa depan Afghanistan," ujar misi tersebut.
Insiden tersebut terjadi di tengah proses penarikan pasukan oleh Amerika Serikat (AS) dari Afghanistan. Seiring dengan upaya penarikan pasukan AS hingga 11 September, berbagai serangan dan ancaman dilaporkan meningkat.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: