Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Junta Myanmar Tetapkan NUG Bentukan Pemerintahan Sipil Yang Digulingkan Sebagai Kelompok Teroris

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 09 Mei 2021, 07:25 WIB
Junta Myanmar Tetapkan NUG Bentukan Pemerintahan Sipil Yang Digulingkan Sebagai Kelompok Teroris
Aksi protes menolak kudeta militer dan mendukung pemerintahan sipil di Myanmar/Net
rmol news logo Junta militer Myanmar telah menetapkan Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) yang dibentuk oleh tokoh-tokoh pemerintahan sipil yang digulingkan sebagai kelompok teroris.

Televisi negara MRTV pada Sabtu (8/4) mengumumkan bahwa NUG telah dianggap sebagai dalang dari aksi pemboman, pembakaran, dan pembunuhan.

"Tindakan mereka menyebabkan banyak terorisme di banyak tempat," kata pengumuman tersebut, seperti dikutip Reuters.

"Ada bom, kebakaran, pembunuhan dan ancaman yang menghancurkan mekanisme administrasi pemerintah," tambahnya.

NUG sendiri dibentuk oleh anggota parlemen yang digulingkan, bersama dengan tokoh-tokoh pro-demokrasi dan para aktivis. NUG menyebut junta yang melakukan kudeta terhadap pemerintahan sipil sebagai kekuatan teroris.

Pekan ini, NUG mengumumkan akan membentuk Angkatan Pertahanan Rakyat.

Dengan dimasukkannya NUG sebagai kelompok teroris, maka junta dapat memberlakukan UU anti-terorisme. UU tersebut tidak hanya melarang keanggotaan kelompok, tetapi juga kontak dengan mereka.

Junta Myanmar telah merebut kekuasaan dari tangan pemerintahan sipil yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.

Sejak saat itu, aksi protes di seluruh negeri untuk menolak perebutan kekuasaan dimulai. Aparat keamanan membalas dengan penggunaan kekerasan.

Akibatnya, data dari Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik per Sabtu menyebutkan setidaknya 774 warga sipil meninggal dunia oleh kekerasan aparat, sementara 3.778 lainnya ditahan.

Kekacauan bukan hanya terjadi di tengah unjuk rasa, pertempuran bersenjata juga berkobar antara aparat dan kelompok pemberontak dari berbagai etnis minoritas di pinggiran Myanmar yang menolak perebutan kekuasaan.

Pemboman dilaporkan terjadi setiap hari. Sementara ribuan warga sipil berusaha untuk mencari perlindungan ke negara tetangga. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA