Ketiganya melarikan diri bersama dua aktivis Myanmar ke Thailand untuk menghindari tindakan keras junta militer. Namun mereka ditangkap oleh pihak berwenang Thailand di kota Chiang Mai pada Minggu (9/5).
Tiga jurnalis tersebut merupakan bagian dari Democratic Voice of Burma (DVB) yang izin siarannya dicabut pada Maret. Setelah itu media itu mengirim jurnalis-jurnalisnya untuk bersembunyi.
Menurut pemimpin redaksi DVB, Aye Chan Naing, ketiga jurnalis yang ditangkap di Thailand akan menghadiri persidangan pada Selasa (11/5). DVB mendesak pihak berwenang Thailand untuk tidak mendeportasi tiga jurnalis tersebut ke Myanmar.
"Mereka ditangkap selama penggeledahan acak oleh polisi dan didakwa masuk secara ilegal di Thailand," kata Aye Chan Naing, seperti dikutip
Reuters.
"DVB sangat mendesak pihak berwenang Thailand untuk tidak mendeportasi mereka kembali ke Burma, karena nyawa mereka akan dalam bahaya serius jika mereka kembali," lanjut Aye Chan Naing yang saat ini berada di Oslo.
Pihak berwenang Thailand pada hari Selasa mengkonfirmasi penangkapan tersebut, tetapi tidak mengatakan apakah mereka adalah jurnalis.
Meskipun kehilangan izin siaran pada Maret, DVB terus melaporkan aksi protes dan tindakan keras aparat keamanan Myanmar di halaman Facebook-nya. Itu juga disiarkan melalui televisi satelit, meski junta telah melarang penggunaannya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: