Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Hanya Kutuk Serangan Hamas, Inggris Dianggap Punya Standar Ganda Atas Konflik Palestina-Israel

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Rabu, 12 Mei 2021, 06:30 WIB
Hanya Kutuk Serangan Hamas, Inggris Dianggap Punya Standar Ganda Atas Konflik Palestina-Israel
Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab/Net
rmol news logo Inggris dianggap telah memberlakukan standar ganda ketika merespons peningkatan ketegangan antara Palestina dan Israel saat ini.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Di Twitter, Menteri Luar Negeri Dominic Raab mengatakan Inggris mengutuk serangan udara dari Jalur Gaza ke Israel. Namun pernyataan itu dikritik karena hanya menyoroti serangan dari Jalur Gaza, sementara pemboman yang dilakukan oleh Israel dikesampingkan. Padahal serangan tersebut menimbulkan banyak korban jiwa, termasuk anak-anak.

"(Inggris) mengutuk penembakan roket di Yerusalem dan lokasi di Israel. Kekerasan yang sedang berlangsung di Yerusalem dan Gaza harus dihentikan. Kita membutuhkan de-eskalasi segera di semua sisi, dan diakhiri dengan penargetan populasi sipil," ujarnya.

Kritik terhadap pernyataan Raab muncul dari stag media dan komunikasi Kampanye Solidaritas Palestina, Roua Naboulsi, seperti dikutip Arab News, Selasa (11/5).

"Tidak mengejutkan, tetapi tetapi mengerikan (bahwa Raab memilih mengutuk tembakan roket dari Gaza sambil) mengabaikan penargetan sistematis Israel dan pembunuhan warga sipil serta anak-anak. Pembersihan etnis yang sedang berlangsung di Yerusalem, badan hukum serta kebijakannya yang mendiskriminasi orang Palestina dan menyangkal hak-hak mereka," ujarnya.

Ia mengatakan, Inggris harus mengubah pandangannya dan menentang kejahatan terhadap kemanusiaa oleh Israel, serta meminta pertanggungjawabannya.

"Israel hanya dapat melakukan kejahatan ini dengan dukungan dan keterlibatan pemerintah seperti Inggris. Ini adalah waktu yang tepat untuk mengubah ini," tegasnya.

Komentar senada juga disampaikan oleh Direktur Council for Arab-British Understanding, Chris Doyle.

Ia mengatakan komunitas internasional perlu membuat semua pihak dalam konflik sadar akan kewajiban mereka, tidak terkecuali Israel. Israel seharusnya tidak melakukan penggusuran paksa, pembangunan pemukiman, hingga tindakan kekerasan dalam menangani protes di kompleks Masjid Al Aqsa.

"Hamas mengirim roket ke Israel tanpa pandang bulu adalah salah, menteri luar negeri benar untuk mengutuk itu, tetapi apa yang kita tahu dari pengalaman masa lalu yang menyakitkan adalah bahwa pemboman Israel di Gaza tidak tepat terhadap mereka yang melakukan roket itu. Apa yang telah kita lihat dalam perang sebelumnya adalah Israel 'memotong rumput', di mana hal itu akhirnya menewaskan ratusan dan ribuan orang Palestina dan menghancurkan area yang luas di Jalur Gaza," jelas Doyle.

Untuk itu, Doyle mengatakan, sangat penting bagi komunitas internasional untuk meminta pertanggungjawaban Israel. Lantaran kegagalan untuk meminta pertanggungjawaban Israel di masa lalu seakan menjadi "lampu hijau" bagi Tel Aviv untuk melancarkan tindakan serupa.

Setelah beberapa hari bentrokan antara warga Palestina dan aparat keamanan Israel di kompleks Masjid Al Aqsa, Hamas di Jalur Gaza melancarkan serangan udara ke Yerusalem dan Israel.

Israel kemudian melakukan serangan balasan yang disebut "berlebihan" lantaran ratusan korban merupakan warga sipil, termasuk anak-anak. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA