Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

2026, India Akan Geser Posisi China Sebagai Negara Populasi Terbesar Di Dunia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Rabu, 12 Mei 2021, 07:53 WIB
2026, India Akan Geser Posisi China Sebagai Negara Populasi Terbesar Di Dunia
Populasi di India/Net
rmol news logo India diperkirakan akan menyusul China sebagai negara dengan jumlah populasi terbesar di dunia pada 2026.

Studi yang dilakukan oleh World Economic Forum (WEF) mencatat, kedua negara terpadat di dunia itu akan mencapai populasi 1,46 miliar jiwa pada 2026, seperti dikutip Newsweek.

Jika proyeksi tersebut benar-benar terjadi, maka India akan membalikkan tren selama lebih dari 300 tahun terakhir, di mana China secara konsisten memiliki penduduk lebih banyak.

Saat ini India memiliki 1,38 miliar penduduk, dengan tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 0,99 persen pada 2020. Itu adalah pertama kalinya tingkat pertumbuhan India berada di bawah 1 persen.

Sedangkan China, berdasarkan sensus data dari Biro Statistik Nasional pada Selasa (11/5) memiliki 1,41 miliar penduduk, dengan tingkat pertumbuhan rata-rata hanya 0,53 persen pada tahun yang sama. Angka tersebut menurun dari 0,57 persen pada 2010.

China mencapai populasi 1 miliar jiwa pada 1980, 17 tahun lebih cepat daripada India.

Namun India diperkirakan akan mengalami pertumbuhan populasi lebih lanjut hingga mencapai 1,6 miliar jiwa pada 2060. Ketika itu, populasi China akan mengalami penurunan.

Penurunan tingkat pertumbuhan di China sendiri memicu kekhawatiran. Lantaran angkatan kerja yang menyusut. Sejak sensus terakhir, komposisi penduduk berusia 15 hingga 59 tahun telah menyusut hampir 7 persen menjadi 63,35 persen.

Sedangkan komposisi penduduk berusia di atas 65 tahun ke atas meningkat dari 8,9 persen menjadi 13,5 persen atau 190 juta jiwa.

Selain itu, angka kelahiran di China juga menurun meski otoritas mencabut kebijakan satu anak. Pada 2020, hanya 12 juta bayi yang lahir, menurun dari 18 juta pada 2016.

Direktur Biro Stastistik Nasional Ning Jizhe mengatakan, krisis demografi yang dialami oleh China terjadi secara alami sebagai akibat dari pembangunan bangsa.

Saat ini banyak pasangan menunda pernikahan karena pendidikan tinggi, biaya hidup juga lebih tinggi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA