Itu merupakan upaya pemblokiran dari AS untuk ketiga kalinya dalam sepekan.
Dalam sesi darurat DK PBB pada Minggu (16/5), Norwegia, Tunisia, dan China memperkenalkan rancangan pernyataan untuk menanggapi situasi di Timur Tengah saat ini, di mana Israel melancarkan agresi kepada Palestina.
Di dalam rancangan pernyataan tersebut, DK PBB menyerukan gencatan senjata segera antara Israel dan Hamas, serta mengutuk kekerasan yang terjadi.
Sebelumnya, DK PBB juga telah menggelar sesi pertemuan darurat tertutup pada Senin (10/5) dan Rabu (12/5), tanpa hasil pernyataan bersama karena mendapatkan veto dari AS.
Rancangan tersebut ditolak oleh AS yang menyatakan ingin mengupayakan jalan diplomatiknya sendiri, seperti dikutip
The Times of Israel.
Selama pertemuan terbuka pada Minggu, Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan Washington bekerja tanpa lelah melalui saluran diplomatik untuk mencoba dan mengakhiri konflik.
Berbicara kepada dewan, Thomas-Greenfield meminta Hamas untuk segera berhenti menembakkan roket ke Israel. Namun dia tidak menyebutkan hak Israel untuk membela diri, seperti yang ditekankan oleh pejabat senior AS.
Wakil Asisten Sekretaris AS untuk Urusan Israel-Palestina Hady Amr melakukan kunjungan ke Tel Aviv pada Jumat (14/5) untuk bertemu dengan pejabat Israel dan Palestina untuk melakukan negosiasi upaya gencatan senjata.
Menanggapi hasil pertemuan DK PBB, Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengkritik AS yang telah menghalangi pernyataan bersama.
“China telah bekerja dengan negara-negara terkait dalam pernyataan pers dewan keamanan. Sayangnya, karena halangan satu negara, Dewan Keamanan belum dapat berbicara sebagai satu suara," ujar Wang.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: