Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Presiden Meksiko Meminta Maaf Atas Tragedi Pembantaian Etnis Tionghoa 1911

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 18 Mei 2021, 10:04 WIB
Presiden Meksiko Meminta Maaf Atas Tragedi Pembantaian Etnis Tionghoa 1911
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador /Net
rmol news logo Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador pada Senin (17/5) menyampaikan permintaan maafnya atas peristiwa pembantaian yang dilakukan negaranya terhadap orang-orang China pada 110 tahun lalu.

Ini adalah permintaan maafnya yang berulang ia sampaikan pada serangkaian upacara peringatan untuk mengenang para korban penganiayaan. Obrador berusaha menebus rasa bersalah negaranya dan memastikan hak tersebut tidak akan pernah terulang lagi.

"Seperti halnya di seluruh dunia, sejarah bangsa mencatat saat-saat kemegahan dan kebesaran, serta saat-saat kegelapan dan rasa malu," kata presiden di awal sebuah acara di kota Torreon, seperti dikutip dari SCMP, Selasa (18/5).

Obrador didampingi oleh Duta Besar Tiongkok Zhu Qingqiao.
Peristiwa pembantaian yang dikenal dengan 'Pembantaian Torreon' atau dalam bahasa Spanyol: Matanza de chinos de Torreon itu terjadi selama Revolusi Meksiko, yang dimulai pada November 1910.

Pada pagi hari, 15 Mei 1911, sekitar 2.000 tentara yang setia kepada Francisco I Madero, pendiri Revolusi Meksiko, tiba di Torreon.

Mereka membunuh lebih dari 300 orang China, termasuk wanita dan anak-anak. Mereka digantung dan dimulitasi.

Saat itu ada puluhan keluarga Tionghoa menetap di Torreon, sebuah kota berkembang di Meksiko utara. Keluarga Tionghoa itu telah beremigrasi ke Meksiko pada tahun 1800-an, dalam beberapa kasus untuk bekerja pada perluasan jaringan kereta api nasional.

Sebagian besar dari mereka lolos dari kondisi berbahaya dari komunitas mereka atau penganiayaan rasial dari Amerika Serikat.

Sejumlah besar rumah dan bangunan Tionghoa dijarah dan dihancurkan.

Saat itu, Meksiko memiliki agenda anti-China yang jelas. Dalam satu contoh, di negara bagian timur laut Sonora, kongres lokal melarang pernikahan antara orang Meksiko dan Tionghoa. Partai politik dengan agenda xenofobia semacam itu didanai dan didukung oleh Pemerintah Federal.

"Rasisme yang diderita penduduk China selama berabad-abad sama atau lebih buruk daripada yang diderita oleh penduduk asli Meksiko atau Afrika," kata Obrador.

“Cukup mengingat bahwa hingga tahun 1968 seseorang yang berbudaya oriental, terutama yang berasal dari China, tidak dapat menikah di California dengan wanita kulit putih,” lanjut  Obrador.

Sejarawan Monica Cinco Basurto mengatakan pembantaian itu bukanlah satu-satunya tindakan anti-China di Meksiko. Penjarahan bisnis milik orang Tionghoa dan pengusiran atau kepergian paksa orang Tionghoa - seringkali tanpa mengakui kewarganegaraan Meksiko atau anak atau istri mereka - meluas ke seluruh Meksiko utara hingga tahun 1930-an.

"Kami tidak akan pernah melupakan persaudaraan orang China selama bulan-bulan pandemi yang pahit dan menyedihkan," ujar Obrador.  rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA