Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

AS Siap Angkat Kaki Dari Filipina Bulan Depan Jika Perjanjian Kunjungan Pasukan Masih Mandek

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 18 Mei 2021, 10:44 WIB
AS Siap Angkat Kaki Dari Filipina Bulan Depan Jika Perjanjian Kunjungan Pasukan Masih Mandek
Pasukan Amerika Serikat dan Filipina/Net
rmol news logo Amerika Serikat (AS) dilaporkan siap untuk menarik semua pasukannya dari Filipina dalam beberapa bulan ke depan, khususnya jika kedua negara tidak memperpanjang Perjanjian Kunjungan Pasukan (VFA) atau tidak ada kesepakatan baru.

Menurut profesor hubungan internasional di Universitas De la Salle Manila, Renato De Castro, AS akan menarik sekitar 400 sisa pasukannya pada Juni atau Juli jika tidak ada kesepakatan baru yang dihasilkan.

Saat ini, AS dan Filipina diketahui tengah melakukan pembahasan terkait VFA yang sudah berlangsung selama dua dekade.

Pada November lalu, Filipina menangguhkan kembali keputusan untuk menghentikan VFA lantaran ingin mencapai pakta pertahanan jangka panjang. Kendati begitu, sikap berbeda ditunjukkan oleh Presiden Rodrigo Duterte yang mengatakan akan menghentikan VFA.

VFA sendiri menjadi kerangka hukum operasi pasukan AS secara bergilir di Filipina yang perlu diperbarui setiap enam bulan.

“Ini menciptakan ketidakpastian. Jadi sekalian saja mereka (AS) berkemas dan pergi," ujarnya, seperti dikutip Asia One.

De Castro mengatakan, jika AS pergi akan membahayakan operasi kontraterorisme pemerintah terhadap kelompok-kelompok yang terkait dengan ISIS dan pemberontak komunis.

Itu lantaran, mantan peneliti ASEAN untuk Departemen Luar Negeri AS itu mengatakan, pasukan AS selama ini telah memberikan informasi intelijen kepada pemerintah terkait gerak gerik kelompok Abu Sayyaf sehingga dapat mengurangi korban pasukan selama operasi.

Kehadiran pasukan AS di Filipina di bawah VFA sudah berlangsung sejak 2002, ketika Washington menjalankan perang melawan teror.

Pada satu titik ada sebanyak 600 personel militer yang terlibat dalam gugus tugas tersebut, namun dibubarkan pada tahun 2015 dan sejak itu kehadiran AS turun menjadi sekitar 400 tentara yang disebut sebagai penasehat militer. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA