Pertemuan tersebut digelar Shtayyeh di kantornya di Ramallah pada Senin (17/5) waktu setempat.
Dalam pertemuan itu, Shtayyeh meminta Amerika Serikat untuk campur tangan guna menghentikan agresi Israel segera dan mengakhiri pertumpahan darah rakyat Palestina di Gaza, di mana telah lebih dari 200 orang tewas, termasuk lebih dari 50 anak-anak.
Perdana Menteri juga menekankan perlunya menghentikan kebijakan perpindahan dan etnis pendudukan Israel di Yerusalem; Syekh Jarrah pada khususnya, serta serangan terhadap Masjid al-Aqsa dan Gereja Makam Suci.
"Keterbukaan kepemimpinan terhadap proses politik apa pun berdasarkan hukum internasional, yang mengarah pada negara merdeka dan berdaulat dalam perbatasan tahun 1967 dan dengan Yerusalem sebagai ibukotanya, dan diakhirinya pendudukan," tegasnya, seperti dikutip dari Wafa, Selasa (18/5).
Sementara itu, utusan AS juga menekankan upaya negaranya untuk menghentikan eskalasi di Jalur Gaza, dan perlunya usaha untuk mencapai solusi dua negara.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: