Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ribuan Penduduk Asli Peru Dekat Proyek Pertambangan Terpapar Zat Beracun, Amnesty International Salahkan Pemerintah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 19 Mei 2021, 10:23 WIB
Ribuan Penduduk Asli Peru Dekat Proyek Pertambangan Terpapar Zat Beracun, Amnesty International Salahkan Pemerintah
Objek wisata Machu Picchu di Peru/Net
rmol news logo Amnesty International dalam laporan terbarunya mengatakan, ada ribuan penduduk asli K'ana di provinsi Espinar tenggara, Peru yang tinggal tak jauh dari proyek pertambangan besar menghadapi krisis kesehatan setelah dinyatakan positif terpapar zat yang mengandung logam tingkat tinggi dan beracun.

Dalam laporannya, Amnesty International juga menuduh pemerintah Peru gagal dalam memenuhi kewajiban kesehatannya terhadap penduduk asli yang tinggal di wilayah Cusco yang merupakan rumah bagi objek wisata paling populer di negara itu, Machu Picchu.

“Penelitian yang dilakukan antara 2018 dan 2020 pada 11 komunitas adat di daerah tersebut menemukan bahwa 8.000 orang dipengaruhi oleh timbal, arsenik, kadmium, merkuri dan mangan tingkat tinggi,” kata kepala penelitian Maria Jose Veramendi, seperti dikutip dari AFP, Rabu (19/5).

Sementara direktur Amnesty International untuk Amerika, Erika Guevara-Rosas mengatakan, dari bukti yang ada, jelas menunjukkan bahwa penduduk di wilayah itu butuh tanggapan segera dari pemerintah.

“Bukti ilmiah dan independen ini menunjukkan bahwa masyarakat di Espinar sedang menghadapi krisis kesehatan yang memerlukan tanggapan segera dan tegas dari pemerintah,” ujar Guevara-Rosas.

“Pihak berwenang harus bertindak untuk menjamin hak atas kesehatan penduduk dan mencegah Espinar terus menjadi contoh lain dari kegagalan sistem kesehatan Peru,” lanjutnya.

Tes terhadap 150 sukarelawan menemukan bahwa 78 persen memiliki kadar logam dan zat beracun yang menimbulkan risiko bagi kesehatan mereka.

“Dengan pengecualian mangan, yang merupakan elemen berguna dalam tubuh manusia dalam jumlah yang sangat kecil, tidak ada logam lain dan zat beracun yang disebutkan memainkan peran penting dalam fungsi tubuh manusia,” kata laporan itu.

“Sebaliknya, timbal, kadmium, dan merkuri beracun bahkan pada tingkat yang rendah di dalam tubuh dan arsenik, terutama arsen anorganik, sangat beracun,” lanjut pernyataan tersebut.

Peru adalah salah satu penghasil tembaga, emas, perak, seng, dan timah terbesar di dunia. Pertambangan menyumbang 16 persen dari investasi swasta Peru selama dekade terakhir, mewakili 60 persen ekspor dan menghasilkan 1,8 juta pekerjaan langsung dan tidak langsung.

Negara yang terletak di kawasan Amerika Selatan ini telah dilanda kerusuhan sosial di daerah yang dekat dengan pertambangan dan produksi hidrokarbon selama beberapa dekade.

Keadaan darurat diberlakukan di beberapa provinsi selatan, termasuk Espinar, pada 2015 setelah protes meletus terhadap proyek produksi tembaga Las Bambas - yang terbesar di negara itu - menewaskan empat orang.

Menurut kantor ombudsman, konflik seputar aktivitas pertambangan mewakili 41 persen konflik sosial di negara tersebut. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA