Komisi Eropa mengatakan, kontrak yang disepakati atas nama 27 negara UE awal bulan ini, akan memungkinkan pembelian 900 juta dosis suntikan yang disesuaikan dengan varian virus, dengan opsi untuk membeli ekstra 900 juta tembakan lagi.
Meskipun negara-negara UE setuju untuk melanjutkan strategi pembelian dosis secara kolektif, tidak demikian dengan Hongaria. Negara itu memutuskan keluar dari kesepakatan dan menjadi satu-satunya negara Uni Eropa yang menolak kesepakatan vaksin baru yang telah ditandatangani blok tersebut dengan Pfizer dan BioNTech.
Komisaris Kesehatan Uni Eropa Stella Kyriakides mengatakan, Hongaria tidak termasuk dalam kontrak.
"Semua negara anggota lainnya akan memiliki kesempatan untuk membeli vaksin di bawah kontrak baru, kecuali Hongaria," katanya seperti dikutip dari
RL, Kamis (20/5).
Hongaria menggunakan vaksin dari China dan Rusia selain suntikan Barat. Sekitar 40 persen populasi Hongaria telah menerima setidaknya satu dosis vaksin, tingkat vaksinasi tertinggi kedua di UE.
Penandatanganan kontrak baru tersebut berlangsung kurang dari seminggu sebelum sidang pengadilan di Brussels yang saling tuduh antara UE dengan perusahaan farmasi AstraZeneca. UE menuding AstraZenecagagal memberikan jumlah dosis yang dijanjikan dari vaksinnya sendiri.
Komisi mengatakan bahwa kesepakatan dengan Pfizer-BioNTech menetapkan bahwa produksi dosis harus berbasis di UE dan komponen penting bersumber dari wilayah tersebut.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: