Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bangladesh Hapus Klausul Pembatasan Perjalanan Ke Israel, Jalan Menuju Normalisasi?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 24 Mei 2021, 17:03 WIB
Bangladesh Hapus Klausul Pembatasan Perjalanan Ke Israel, Jalan Menuju Normalisasi?
Menteri Dalam Negeri Bangladesh Asaduzzaman Khan/Net
rmol news logo Warga negara Bangladesh saat ini kemungkinan bisa bebas melakukan perjalanan ke Israel, setelah negara berpenduduk Muslim terbesar ketiga di dunia itu menghapus klausul yang mengecualikan negara Yahudi dari paspor warganya.

Menurut situs web Weekly Blitz , baru-baru ini Bangladesh mengeluarkan e-paspor dan menyatakan "Paspor ini berlaku untuk semua negara di dunia dan tidak lagi memiliki dua kata tambahan 'Kecuali Israel,' seperti yang terjadi di masa lalu.

Kabar tersebut juga ditegaskan oleh pernyataan Menteri Dalam Negeri Asaduzzaman Khan. Dia mengatakan bahwa paspor Bangladesh tidak lagi termasuk pembatasan perjalanan Israel.

“Tidak ada negara di dunia yang menggunakan (frase 'kecuali Israel' ) ini. Bahkan negara-negara kawasan Arab," kata Khan menurut laporan tersebut, seperti dikutip dari Times Of Israel, Senin (24/5).

Sementara direktur jenderal Departemen Imigrasi dan Paspor, Mayor Jenderal Ayub Chowdhury, mengatakan bahwa langkah tersebut dilakukan berdasarkan "keputusan pemerintah".

Seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri yang tidak disebutkan namanya, ditanya tentang kemungkinan orang Bangladesh melakukan perjalanan ke Israel, berkata: "Jika Anda ingin pergi ke negara lain, Anda memerlukan visa."

Namun demikian, juru bicara Kementerian Luar Negeri mengklarifikasi bahwa Bangladesh masih belum mengakui Israel dan mencatat bahwa paspor adalah urusan Kementerian Dalam Negeri negara tersebut.

Gilad Cohen, wakil direktur jenderal untuk Asia dan Pasifik di Kementerian Luar Negeri Israel, menyambut baik perkembangan tersebut dan meminta pemerintah Bangladesh untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.

"Kabar baik! Bangladesh telah menghapus larangan perjalanan ke Israel," cuitnya di Twitter.

"Ini adalah langkah yang disambut baik dan saya menyerukan kepada pemerintah Bangladesh untuk bergerak maju dan membangun hubungan diplomatik dengan Israel sehingga rakyat kami dapat memperoleh manfaat dan kemakmuran," ujarnya lagi.

Saat ini Bangladesh tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

Pada 2014, editor Weekly Blitz, Salah Uddin Shoaib Choudhury, dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara oleh pengadilan Bangladesh karena artikelnya yang tidak setuju dan karena mencoba mengunjungi Israel lebih dari satu dekade sebelumnya.

Choudhury dihukum karena dianggap merusak kepentingan nasional dengan tulisannya dan atas rencana perjalanannya ke Israel, kantor berita AFP melaporkan pada saat itu.

Penuntut mengklaim bahwa Choudhury dijadwalkan untuk berbicara di konferensi Tel Aviv pada November 2003 tentang munculnya militansi Islam di Bangladesh. Dia ditangkap di bandara Dhaka sebelum bisa naik penerbangan Dhaka-Bangkok-Tel Aviv. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA