Begitu kata aktivis kemanusiaan asal Indonesia yang berjibaku langsung di Gaza untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan, yakni Muhammad Husein.
"Selama ini kita banyak mendengar bahwa Hamas ini adalah kelompok teroris dan suka memanfaatkan kondisi di Gaza untuk kepentingan mereka. Ini adalah narasi-narasi yang dibentuk oleh media-media Barat dan yang pro-Israel serta negara-negara Barat tentunya, agar menimbulkan kesan bahwa masalah di Palestina ini adalah Hamas," ujar Husein dalam program webinar bertajuk
"Menelisik Hubungan Israel-Palestina: Eskalasi Konflik di Levant Region" yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (HIMAHI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, bekerjasama dengan sejumlah lembaga lainnya pada Rabu malam (26/5).
Padahal, sambungnya, Hamas sejatinya adalah partai politik, sama seperti Fatah. Baik Hamas maupun Fatah pun sama-sama memiliki sayap militer yang berbeda dengan biro politiknya.
"Banyak orang masih beranggapan bahwa Hamas dan Fatah sedang berkonflik. Padahal tidak. Sejak tahun 2014, sudah ada rekonsiliasi bersatu. Jadi pemerintahan di Gaza ini sudah sinkron dengan pemerintahan di Tepi Barat," jelasnya.
"Semua menteri dan kementerian memang adanya di Tepi Barat, tapi wakil-wakilnya ada di Gaza. Koordinasi mereka kuat, apalagi jika kita melihat ke
grassroot, sudah tidak ada konflik sama sekali," sambung Husein.
Dia juga mengkritisi soal istilah "teroris" yang disematkan pada Hamas.
"Kita harus kritis menggunakan istilah teroris. Selama ini yang sering menggunakan istilah ini adalah Amerika Serikat. Siapa yang anti dengan mereka akan dengan mudah dicap teroris," kata Husein.
"Kita jangan sampai seperti kerbau yang dicucuk hidungnya, semua yang dikatakan Amerika Serikat kita
iya-kan," sambungnya.
Sementara itu, terkait dengan serangan terbaru yang dilancarkan Israel pertengahan Mei lalu, Husein menjelaskan bahwa Hamas kerap dituduh menjadi penyebab yang memicu serangan Israel.
"Padahal, dalam pertempuran kemarin bukan hanya sayap militer Hamas yang beregrak, tapi juga sayap militer Fatah dan sayap militer dari kelompok lainnya," paparnya.
"Dalam hal ini persatuan ada. dan perpecahan tidak separah apa yang dinarasikan Barat," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: