Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Turki Marah Atas Pernyataan Direktur UNRWA Yang Dianggap Membenarkan Serangan Israel Ke Gaza

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 27 Mei 2021, 11:58 WIB
Turki Marah Atas Pernyataan Direktur UNRWA Yang Dianggap Membenarkan Serangan Israel Ke Gaza
Beberapa orang memunguti barang yang masih bisa diselamatkan di antara reruntuhan Gaza akibat serangan roket/Net
rmol news logo Turki mengecam pernyataan Direktur Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Jalur Gaza, Matthias Schmale, yang dianggap membenarkan serangan Israel di daerah kantong yang diblokade.

Lewat juru bicara Kementerian Luar Negerinya, Turki mengatakan bahwa pernyataan Matthias Schmale 'tidak benar, tidak menguntungkan dan sangat berbahaya."

"Pernyataan yang dikeluarkan langsung oleh Agency telah menunjukkan bahwa gedung dan sekolah UNRWA rusak parah dalam serangan Israel di Gaza," kata Bilgic, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Kamis (27/5).

"Serangan terhadap warga sipil, rumah sakit, badan amal dan kantor media didokumentasikan oleh gambar waktu nyata oleh outlet media internasional yang beroperasi di wilayah tersebut," tambahnya.

"Menurut laporan status harian UNRWA tentang serangan ini, 19 anak yang kehilangan nyawanya adalah siswa sekolah UNRWA," kata Bilgic lagi.

Sebelumnya, Schmale mengatakan bahwa dalam pandangannya serangan Israel ke Gaza sudah melalui perhitungan dengan ketelitian yang tinggi.

"Saya bukan ahli militer, tapi dari sudut pandang saya ada ketelitian tinggi dalam pemboman tentara Israel selama 11 hari terakhir," kata Schmale dalam pernyataan.

Juru bicara kemenlu Turki mengatakan apa yang diungkapkan oleh Schamale adalah sebuah usaha untuk memutarbalikan fakta.

"Pernyataan pejabat UNRWA tersebut di Gaza tidak memiliki tujuan lain selain memutarbalikkan fakta di lapangan dengan mengabaikan penggunaan kekuatan Israel yang berlebihan, tidak proporsional dan sembarangan, sehingga memperdalam kesedihan rakyat Palestina lebih jauh," ujarnya.

Setidaknya 284 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak dan 39 wanita, tewas di Tepi Barat dan Jalur Gaza oleh tentara Israel sejak April dengan latar belakang putusan pengadilan Israel untuk mengusir keluarga Palestina dari rumah mereka di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur yang diduduki.

Tiga belas orang Israel juga tewas dalam tembakan roket Hamas dari Jalur Gaza.  

Pertempuran, yang paling sengit dalam beberapa tahun itu akhirnya terhenti pada hari Jumat pekan lalu, di bawah gencatan senjata yang ditengahi Mesir. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA