Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

AS Masih Akan Hadapi Tantangan Besar Dalam Hubungan Perdagangannya Dengan China

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 28 Mei 2021, 10:48 WIB
AS Masih Akan Hadapi Tantangan Besar Dalam Hubungan Perdagangannya Dengan China
Perwakilan Dagang AS Katherine Tai/Net
rmol news logo Amerika Serikat terus menghadapi masalah yang sangat serius dalam hubungan ekonomi dan perdagangannya dengan China. Hal ini memerlukan perhatian penuh dari pemerintah, menurut Perwakilan Dagang AS Katherine Tai beberapa saat menjelang pertemuannya dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He.

"Keduanya melakukan pembicaraan yang jujur dan terbuka. Duta Besar Tai membahas prinsip-prinsip panduan kebijakan perdagangan di bawah pemerintahan Biden-Harris, juga mengangkat masalah yang memprihatinkan," kata Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR), seperti dilaporkan Reuters, Jumat (28/5).

Kedua belah pihak memandang perkembangan perdagangan bilateral sebagai hal yang sangat penting. Keduanya bertukar pandangan tentang masalah yang menjadi perhatian bersama dan sepakat untuk menjaga komunikasi, lanjut USTR.

Pembicaraan tersebut mengikuti sikap agresif pemerintahan Trump terhadap China dan mengakibatkan perang perdagangan.

Kementerian Perdagangan China menggambarkan pembicaraan itu sebagai pertukaran yang jujur, pragmatis dan konstruktif.

Ini adalah pertemuan resmi pertama antara para pemimpin perdagangan dua ekonomi terbesar di dunia sejak pelantikan Presiden AS Joe Biden.

"Keseluruhan tantangan yang kami miliki dengan China juga masih ada dan itu sangat besar," kata Katherine Tai.

Menurutnya, tahap pertama kesepakatan perdagangan AS-China harus dilihat dalam konteks perdagangan bersama AS-China dan hubungan ekonomi yang sangat-sangat sulit. Dan mereka menuntut perhatian semua orang.

Kedua negara menandatangani perjanjian perdagangan pada Januari 2020, tak lama sebelum dimulainya pandemi Covid-19. Perjanjian tersebut meminta China untuk meningkatkan pembelian pertanian, barang industri, energi, dan jasa AS sebesar 200 miliar dolar AS pada tahun 2020 dan 2021. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA