Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Yunani Luncurkan Paspor Covid UE Pertama Sebagai 'Jalur Cepat Untuk Bepergian'

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 29 Mei 2021, 13:28 WIB
Yunani Luncurkan Paspor Covid UE Pertama Sebagai 'Jalur Cepat Untuk Bepergian'
Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis/Net
rmol news logo Menyambut pembukaan lagi sektor pariwisata yang telah terdampak oleh pandemi, pemerintah Yunani telah meluncurkan paspor Covid Uni Eropa pertama pada Jumat (28/5). Dengan paspor ini, masyarakat bisa bepergian tanpa resah.

Yunani telah bergerak lebih cepat dari 27 negara anggota UE lainnya dengan membuka lagi sektor pariwisata, di mana di saat bersamaan paspor Covid-19 juga tengah melewati masa ujicobanya.

Pemerintah mengizinkan wisatawan dari Inggris untuk berkunjung tanpa persyaratan apa pun, jika mereka memiliki bukti tes PCR negatif yang dilakukan dalam 72 jam setelah kedatangan atau bukti dua vaksinasi diselesaikan setidaknya 14 hari sebelum perjalanan.

Semua itu semakin mudah dengan diluncurkannya paspor Covid-19.

Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis mengatakan, paspor itu sebagai 'jalur cepat untuk memfasilitasi perjalanan' dan telah melalui ujicoba teknologi.  

Di dalam paspor itu telah terdata semua informasi yang diperlukan negara anggota untuk menyambut pelancong tanpa memberlakukan batasan tambahan seperti bukti vaksinasi, bukti PCR tes negatif, atau antigen, dan catatan riwayat penyakit.

Pada peluncuran di Athena, Mitsotakis, yang telah memimpin seruan untuk membuka Eropa pada waktunya untuk musim pariwisata musim panas, mengatakan sistem akan aktif dan berjalan di Yunani sebelum tenggat waktu yang ditetapkan oleh Brussel untuk 1 Juli.

“(Paspor) ini sangat penting bagi Yunani sebagai negara pariwisata, tetapi saya pikir penting juga untuk setiap negara, karena yang ingin kami lakukan adalah mengembalikan kebebasan bergerak,” katanya, seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (28/5).

Teknologi paspor telah memalui ujicoba interoperabilitas menggunakan sistem di  Jerman dan Islandia.

Rumah sakit, pusat tes, dan otoritas kesehatan, antara lain, akan menerbitkan sertifikat digital atau kertas yang memberikan bukti hasil tes PCR negatif, vaksinasi penuh, atau bukti mengidap virus. Kode QR pada sertifikat, yang dapat disimpan di ponsel, dapat dipindai oleh penjaga perbatasan.

Setiap warga negara yangtergabung dalam Uni Eropa atau warga negara ketiga yang secara hukum tinggaldi blok negra-negara UE, dan memegang 'sertifikat hijau digital' harus dibebaskan dari pembatasan pergerakan.

Jika negara ada negara UE yang tetap mewajibkan mereka yang memiliki sertifikat untuk melakukan karantina atau tes, maka ia harus memberi tahu Komisi Eropa dan 26 negara anggota untuk membenarkan keputusan ini. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA