Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bantu Afrika Produksi Lebih Banyak Vaksin, Macron Lakukan Pertemuan Dengan Presiden Ramaphosa

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 29 Mei 2021, 17:02 WIB
Bantu Afrika Produksi Lebih Banyak Vaksin, Macron Lakukan Pertemuan Dengan Presiden Ramaphosa
Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa lakukan konferensi pers di Union Buildings di Pretoria, Afrika Selatan 28 Mei 2021/Net
rmol news logo Prancis akan mendukung pengadaan vaksin Covid-19 untuk Afrika, benua yang sejauh ini belum maksimal dalam memvaksinasi warganya. Menurut catatan kesehatan, Afrika baru memvaksin kurang dari dua persen dari total penduduknya.

Menunjukkan keseriusannya, Presiden Emmanuel Macron melakukan kunjungan ke Afrika pada Jumat (28/5). Ini adalah kunjungan pertamanya, dan dititik beratkan untuk membahas akses vaksin Covid-19.

Macron berbicara dengan Presiden Cyril Ramaphosa di Pretoria pada Jumat (28/5). Kedua pemimpin  membahas rencana pemulihan Covid-19.

“Tapi masalah apa yang sedang kami coba atasi? Yang perlu kita lakukan adalah memvaksinasi secepat mungkin kepada sebanyak mungkin orang. Ini soal tugas dan solidaritas,” ujar Macron.

“Semakin banyak waktu yang dibutuhkan, semakin besar kemungkinan virus untuk bermutasi dan kembali.”

Macron mengingatkan bahwa negara-negara yang lebih kaya harus memberikan dosis berlebih yang mereka miliki ke negara-negara miskin secepat mungkin.

"Ini adalah masalah solidaritas,  untuk mendukung negara-negara di Afrika mengakses vaksin," ujar Macron.

Prancis akan berinvestasi dalam meningkatkan produksi vaksin Covid-19 di Afrika, untuk membantu menutup celah dalam ketersediaan suntikan antara benua dan negara-negara barat.

"Kami akan menempatkan strategi investasi agar industri dapat berproduksi lebih banyak, terutama industri di Afrika," kata Macron.

Macron bersama Ramaphosa kemudian berbicara di Universitas Pretoria di mana pasangan itu meluncurkan program untuk mendukung produksi vaksin Afrika, sebuah proyek yang didukung oleh Uni Eropa, Amerika Serikat dan Bank Dunia, Macron mengatakan Afrika dapat mengandalkan dukungan Prancis untuk membuat vaksin.

Ramaphosa mengatakan akses adalah tantangan terbesar bagi Afrika. Mereka tidak bisa terus menunggu dalam antrian untuk mendapatkan vaksin untuk menyelamatkan hidup. Semakin lama kita menunggu, semakin banyak nyawa yang kita pertaruhkan," kata Ramaphosa.

Afrika Sub-Sahara tertinggal dari negara-negara lain di dunia dengan vaksinasi - kurang dari dua persen populasinya yang telah diimunisasi enam bulan setelah kampanye dimulai.

Ramaphosa telah membunyikan alarm tentang apa yang disebutnya 'apartheid vaksin' antara negara-negara kaya dan negara-negara miskin.

"Afrika memiliki sekitar 20 persen kebutuhan vaksin, tapi baru satu persen yang diproduksinya," kata Macron. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA