Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

AS-Korsel Akhiri Perjanjian Pedoman Rudal, Korut: Bisa Picu Perlombaan Senjata Di Semenanjung Korea

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Senin, 31 Mei 2021, 09:28 WIB
AS-Korsel Akhiri Perjanjian Pedoman Rudal, Korut: Bisa Picu Perlombaan Senjata Di Semenanjung Korea
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un/Net
rmol news logo Berakhirnya perjanjian pembatasan jangkauan rudal balistik antara Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) memicu kemarahan Korea Utara.

Setelah melakukan pertemuan dengan Presiden Joe Biden di Gedung Putih, Presiden Moon Jae-in mengumumkan berakhirnya perjanjian tersebut pada 21 Mei.

"Saya dengan senang hati mengumumkan akhir dari pedoman rudal. Ini adalah langkah simbolis dan substantif untuk menunjukkan soliditas aliansi Republik Korea-AS dengan kesimpulan dari perjanjian biaya pertahanan bilateral di hari-hari awal pelantikan pemerintahan Biden," ujar Moon, seperti dikutip Defense News.

Menanggapi hal tersebut, Pyongyang menyebut Washington memberlakukan standar ganda terkait pengembangan rudal balistik Korea Selatan dan Korea Utara.

Media pemerintah Korea Utara, KCNA, pada Minggu (30/5) menerbitkan pernyataan dari kritikus urusan internasional, Kim Myong Chol.

"Penghentian 'pedoman rudal' dengan jelas menunjukkan siapa yang berasa di balik meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea," ujar Kim.

Kim mengatakan, penghentian perjanjian tersebut merupakan pengingat yang gamblang atas kebijakan permusuhan AS terhadap Korea Utara dan transaksi ganda yang memalukan.

Menurut Kim, keputusan tersebut dimaksudkan untuk memicu perlombaan senjata di Semenanjung Korea.

"Target RRD Korea bukanlah tentara Republik Korea, tetapi AS. Perhitungan AS untuk mencapai tujuan hegemoniknya dengan menggunakan Korea Selatan adalah hal yang bodoh," lanjutnya.

"Sekarang setelah otoritas AS dan Korea Selatan memperjelas ambisi agresi mereka, mereka tidak memiliki alasan apa pun untuk menyalahkan DPRK yang memperkuat kemampuannya untuk pertahanan diri," sambung dia.

Perjanjian pedoman rudal antara AS dan Korea Selatan disepakati pada 1979, dengan harapan dapat mencegah perlombaan senjata nuklir di Semenanjung Korea.

Hingga saat ini, pedoman tersebut telah direvisi beberapa kali. Pembatasan awalnya membatasi jangkauan rudal Seoul hingga 180 kilometer. Kemudian pada 2012, pedoman direvisi dengan membatasi jangkauan rudal menjadi 800 kilometer.

Dengan berakhirnya pedoman rudal ini dianggap menjadi lampu hijau bagi Korea Selatan untuk mengembangkan rudalnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA