Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ilmuwan China: AS Libatkan Tim Intelijen Untuk Telusuri Asal-usul Covid-19, Itu Sangat Konyol!

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 01 Juni 2021, 07:59 WIB
Ilmuwan China: AS Libatkan Tim Intelijen Untuk Telusuri Asal-usul Covid-19, Itu Sangat Konyol!
Zeng Guang, Mantan Kepala Epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CDC)/Net
rmol news logo Keputusan Pemerintah AS untuk melibatkan badan intelijen dalam penyelidikan asal-usul virus corona membuat sejumlah ahli epidemiologi dan ilmuwan China geleng-geleng kepala. Menurut mereka, itu adalah hal yang sangat tidak masuk akal.

Hype politik terbaru tentang pertanyaan asal-usul virus, yang dipimpin oleh pemerintah AS, telah menimbulkan kecaman yang meningkat di kalangan ilmuwan China.

Kecaman datang salah satunya dari mantan kepala ahli epidemiologi CDC China, Zeng Guang. Dia mengatakan, melibatkan intelijen untuk menyelidiki asal-usul Covid-19 adalah sebuah keputusan konyol.

"Sangat konyol meminta unit intelijen untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh para ilmuwan," katanya, seperti dikutip dari Global Times, Senin (31/5).

Pernyataan itu datang tak lama setelah unit intelijen Inggris mengikuti langkah Washington, dan mengatakan pihaknya percaya bahwa pandemi kemungkinan besar dimulai dari kebocoran laboratorium China.

Pekerjaan penelusuran asal mula penyakit menular sangat sulit, baik melacak kembali pasien nol atau hewan pertama yang tertular.

"Tetapi yang penting adalah memverifikasi hipotesis yang berbeda untuk memahami rute penularan virus dan bagaimana cara menghentikannya," kata Zeng.

"Jauh lebih mudah untuk mengetahui apakah itu kebocoran laboratorium dibandingkan dengan melacak penularan dari hewan-manusia, karena pasti ada bukti yang tertinggal melalui limpahan laboratorium - misalnya, anggota staf yang terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi," ujarnya.

Dia juga mengatakan bahwa pakar WHO telah membuat penilaian pada semua hipotesis yang disebutkan di atas selama kunjungan mereka ke Institut Virologi Wuhan, tanpa bukti yang ditemukan, "dan saya pikir itulah akhir dari ceritanya," katanya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan pada konferensi pers pada hari Senin bahwa pekerjaan penelusuran asal mula harus dipimpin oleh para ilmuwan, bukan staf intelijen, dan juga membutuhkan upaya bersama alih-alih divergensi dan tidak dapat didikte oleh negara-negara tertentu.

"China sudah dua kali mengundang ahli WHO untuk melakukan pekerjaan itu, dan negara lain didesak untuk melakukan hal yang sama," katanya.

Ilmuwan dan pejabat China mengatakan sudah waktunya bagi AS untuk menyambut tim WHO, seperti yang telah dilakukan China, untuk menyelidiki biolabnya sendiri secara menyeluruh dan menjawab serangkaian pertanyaan mengenai kasus-kasus awal dan penyakit menular tertanggal 2019 di AS.

Pemerintah China telah berulang kali mendesak AS untuk mengikuti petunjuk China mengundang para ahli WHO ke AS, membuka Fort Detrick dan biolab di luar negeri ke seluruh dunia, dan mengungkapkan data dan informasi terperinci tentang wabah penyakit pernapasan yang tidak dapat dijelaskan di Virginia utara pada Juli 2019 dan wabah EVALI di Wisconsin.

"Mengapa AS tidak mengikuti jejaknya? Saya percaya bahwa pemerintah AS memiliki kekhawatiran tentang kemungkinan celah di laboratoriumnya sendiri yang mungkin akan mengarahkan para ahli untuk menemukan masalah yang lebih sistematis dengan laboratoriumnya," demikian Zeng.  rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA