Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Instagram Ubah Algoritma Pasca Serangan Terbaru Israel Di Gaza

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Selasa, 01 Juni 2021, 15:57 WIB
Instagram Ubah Algoritma Pasca Serangan Terbaru Israel Di Gaza
Serangan terbaru yang dilancarkan oleh Isarel ke wilayah Jalur Gaza, Palestina pertengahan Mei lalu memberikan dampak pada salah satu platform media sosial, yakni Instagram/Net
rmol news logo Serangan terbaru yang dilancarkan oleh Isarel ke wilayah Jalur Gaza, Palestina pertengahan Mei lalu memberikan dampak pada salah satu platform media sosial, yakni Instagram.

Pasca serangan Israel ke Gaza itu, Instagram mengubah algoritma mereka yang terkait dengan cara menampilkan konten di platform tersebut. Perubahan itu dilakukan setelah Instagram dituduh menekan pesan pro-Palestina selama serangan di Gaza baru-baru ini.

Sebelumnya, algoritma Instagram lebih mengistimewakan konten asli dalam fitur "stories" daripada postingan yang sudah ada dan dibagikan ulang.

Sedangkan selama serangan terbaru Israel ke Gaza, platform media sosial termasuk Instagram banyak digunakan untuk menyebarkan pesan dukungan di kedua belah pihak.

Banyak pesan pro-Palestina yang dibagian secara luas, namun dengan unggahan yang dibagikan ulang. Dengan demikian, algoritma Instagram pada saat itu membaca hal tersebut dan unggahan semacam itu akan kurang menonjol daripada konten asli.

Banyak kritik yang menyebut bahwa algoritma Instagram tersebut bias.

Namun, menurut keterangan pihak Instagram awal pekan ini, hal tersebut terjadi karena "efek samping" yang tidak disengaja dari algoritma Instagram, dan bukan upaya untuk menyensor sudut pandang tertentu.

Setelah mendapat banyak kritik, kini algoritma Instagram yang baru akan memberi mereka perlakuan yang sama, baik kepada unggahan dari konten asli atau unggahan yang dibagikan ulang.

Seorang juru bicara perusahaan mengatakan kepada BBC awal pekan ini, logika untuk memprioritaskan unggahan asli adalah bahwa sebagian besar pengguna Instagram memiliki lebih banyak "stories" untuk diikuti daripada waktu untuk memeriksanya. Dia juga mengatakan. bahwa pihak perusahaan percaya orang-orang lebih tertarik pada "stories" asli dari teman terdekat mereka.

"Itu juga menyebabkan orang percaya kami menekan cerita tentang topik atau sudut pandang tertentu. Kami ingin benar-benar memperjelas bahwa bukan ini masalahnya," katanya.

"Ini berlaku untuk setiap pos yang dibagikan kembali di cerita, tidak peduli tentang apa itu," tegasnya.

Sebenarnya, perubahan tersebut juga mengikuti desas-desus yang berlangung selama beberapa minggu terakhir di mana beberapa pengguna dan karyawan mempertanyakan bagaimana Facebook menangani. unggahan tentang serangan ke Gaza di situsnya sendiri dan di aplikasi yang dimilikinya seperti Instagram.

Bahkan Buzzfeed News beberapa waktu lalu melaporkan soal adanya perselisihan internal tentang cara konten terkait Palestina yang sering dilampirkan peringatan.

Sementara itu, media lain yaki Financial Times melaporkan bahwa ada sekitar 50 orang karyawan media sosial tersebut yang meningkatkan kekhawatiran tentang dugaan penindasan konten pro-Palestina. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA