Rilis tersebut memuat daftar tentara yang tewas selama perang 44 hari, termasuk perincian pangkat perwira, tanggal lahir, nama, dan nama keluarga mereka.
"Upaya sedang dilakukan untuk menemukan dan mengidentifikasi prajurit yang dianggap hilang," tambah pernyataan itu, seperti dikutip dari
Anadolu Agency.
Hubungan antara bekas republik Soviet mengalami ketegangan sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh, juga dikenal sebagai Karabakh Atas, sebuah wilayah yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan.
Tahun lalu bentrokan baru meletus, tepatnya pada 27 September 2020, dan berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi Rusia pada 10 November 2020.
Gencatan senjata, dilihat sebagai kemenangan bagi Azerbaijan, menyebabkan seruan pengunduran diri Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan atas penanganan konflik tersebut.
Dia kemudian benar-benar mengundurkan diri pada April lalu, membuka jalan untuk pemilihan cepat pada tanggal 20 Juni mendatang. Selama waktu itu, Pashinyan tetap menjalankan tugas sebagai perdana menteri.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: