Keputusan Jerman tersebut merupakan bagian dari perselisihan antara Uni Eropa dan Rusia. Itu terjadi usai pesawat Ryanair dipaksa mendarat darurat di Minsk dengan ancaman bom palsu yang dikeluarkan otoritas Belarus.
Setelah mendarat di Minsk, otoritas Belarus kemudian menangkap seorang jurnalis oposisi yang berada di dalam pesawat.
Uni Eropa menganggap tindakan tersebut sebagai pembajakan yang dibantu oleh Moskow. Blok 27 negara itu kemudian memberlakukan sanksi dengan menghentikan penerbangan menuju Rusia dan melarang maskapainya terbang di wilayah udara Belarus.
Selanjutnya, Moskow menolak untuk menyetujui pembaruan rencana penerbangan beberapa maskapai Eropa, termasuk Lufhansa.
Kementerian Transportasi Jerman mengatakan otoritas penerbangan Rusia, FATA, tidak memperbarui hak terbang Lufthansa untuk Juni tepat waktu, yang berarti penerbangan yang dijadwalkan berangkat pada 2 Juni harus dibatalkan.
Dikatakan tujuh penerbangan maskapai Rusia, Aeroflot, telah dibatalkan sebagai akibatnya, seperti yang dimuat
The Independent.
“Berdasarkan praktik timbal balik standar, Kantor Penerbangan Federal belum memberikan persetujuan lebih lanjut untuk penerbangan oleh maskapai Rusia dan tidak akan melakukannya selama persetujuan Rusia masih belum ada,†kata Kementerian Transportasi pada Rabu (2/6).
Di situs web Bandara Frankfurt menunjukkan dua penerbangan tujuan Moskow pada 2 Juni telah dibatalkan, satu Lufthansa dan satu Aeroflot. Penerbangan Lufthansa kedua tercatat telah berangkat pada Rabu malam.
Kementerian transportasi mengatakan pihaknya tetap berhubungan erat dengan otoritas penerbangan Rusia. Jika izin Lufthansa telah disetujui, maka Aeroflot dapat melanjutkan penerbangannya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: