Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

AS Terus Jadi Korban Serangan Siber, Joe Biden Buat Koalisi Internasional Khusus

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Kamis, 03 Juni 2021, 13:09 WIB
AS Terus Jadi Korban Serangan Siber, Joe Biden Buat Koalisi Internasional Khusus
Presiden Amerika Serikat Joe Biden/Net
rmol news logo Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berencana membuat sebuah koalisi internasional untuk menuntut pertanggungjawaban aktor di balik serangan siber yang menargetkan beberapa fasilitas milik negeri Paman Sam.

Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki pada Rabu (2/6) mengatakan, Biden telah meluncurkan tinjauan strategis cepat untuk mengatasi tantangan yang meningkat dari serangan ransomware yang terutama akan berfokus pada empat masalah utama.

Empat masalah tersebut adalah gangguan infrastruktur dan pelaku ransomware, membangun koalisi internasional untuk meminta pertanggungjawaban negara-negara yang menampung aktor-aktor tersebut, memperluas analisis cryptocurrency, serta meninjau kebijakan ransomware di dalam negeri.

"Serangan ini adalah contoh bagaimana ini bukan hanya masalah di Amerika Serikat. Ini (peretas) adalah aktor yang bekerja untuk masuk ke sistem di seluruh dunia," kata Psaki.

Awal pekan ini, serangan siber telah menargetkan raksasa penghasil daging AS, JBS. Washington mengklaim beberapa anggota kelompok peretas tinggal di Rusia.

Biro Investigasi Federal (FBI) mengaitkan serangan itu dengan "REvil dan Sodinokibi", yang menurut para ahli adalah dua nama untuk kelompok peretas yang memiliki hubungan dengan Rusia.

"Kami terus memfokuskan upaya kami untuk memaksakan risiko dan konsekuensi dan meminta pertanggungjawaban pelaku siber yang bertanggung jawab," kata FBI.

Menurut Gedung putih, Biden akan menyampaikan isu serangan siber tersebut dalam pertemuan NATO, Uni Eropa, dan G7.

“Menyembunyikan entitas kriminal yang berniat menyakiti, yang merusak infrastruktur penting di Amerika Serikat, tidak dapat diterima,” pungkas Gedung Putih. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA