Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kelompok HAM: Belanda Alami Peningkatan Pelecehan Anak Selama Lockdown

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 04 Juni 2021, 10:09 WIB
Kelompok HAM: Belanda Alami Peningkatan Pelecehan Anak Selama Lockdown
Ilustrasi/Net
rmol news logo Pemerintah Belanda mendapat kritikan tajam dari kelompok advokasi anak-anak Kids Rights atas penanganan pemerintah terhadap virus corona yang dianggap tidak mengutamakan anak-anak terutama dalam hal pendidikan di sekolah dasar dan menengah.

Dalam laporan tahunannya, kelompok tersebut juga melaporkan tingkat pelecehan terhadap anak yang meningkat  selama berlangsunya  penguncian pertama pandemi Covid-19 di negara itu.

“Penelitian di Belanda menyiratkan bahwa pelecehan anak meningkat selama penguncian pertama di negara itu pada musim semi 2020 dan bahwa jumlah korban pengabaian emosional (termasuk pengabaian pendidikan dan menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga) meningkat secara signifikan," kata laporan itu, seperti dikutip dari NL Times, Kamis (3/6).

Menurut laporan itu, perkiraan yang dapat diandalkan menunjukkan bahwa jumlahnya mungkin hampir tiga kali lipat.

“Hampir 40.000 anak kemungkinan berada dalam situasi yang mirip dengan yang dijelaskan selama penguncian pertama. Sebagai perbandingan, 15.000 berada dalam situasi yang sama pada tahun 2017,” kata mereka.

Secara umum, Belanda menempati urutan kelima di antara 182 negara dalam hal penghormatan hak-hak anak. Namun, laporan khusus yang menyertai edisi tahun ini yang secara khusus berfokus pada dampak pandemi virus corona pada anak-anak, menunjukkan kekurangan utama.

Menteri Kesehatan Belanda Hugo de Jonge menyatakan di televisi publik Belanda pada Desember 2020, bahwa salah satu alasan keputusan untuk menutup sekolah adalah untuk memastikan bahwa orang tua mereka akan meminimalkan mobilitas mereka dan tinggal di rumah dan bekerja. Contoh ini disebutkan dalam laporan sebagai ‘praktik negatif pemerintah’.

“Ini menarik perhatian pada fakta bahwa, setelah 18 minggu penutupan sebagian sekolah menengah di Belanda, pemerintah Belanda  bahkan masih belum merujuk pada dimulainya kembali pendidikan menengah secara penuh dalam 'Rencana Pembukaan' formal yang ditempatkan di musim semi 2021,” kata laporan itu.

Di balik kritikannya, laporan tersebutv mengapresiasi Kantor Ombudsman untuk Anak Belanda karena dianggap memiliki bagian yang dapat diakses tentang virus corona di situs webnya, yang menargetkan anak-anak secara langsung.

“Perdana Menteri Mark Rutte dari Belanda (didukung oleh Menteri Kesehatan) juga menggunakan konferensi pers anak-anak untuk menjangkau anak-anak dengan informasi virus corona,” menurut laporan tersebut. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA