Otoritas Hong Kong telah melarang adanya penyelenggaraan tahunan aksi peringatan Tiananmen 1989 untuk kedua kalinya dengan alasan pandemi Covid-19.
Namun tahun ini adalah pertama kalinya peringatan Tiananmen 1989 setelah China memberlakukan UU Keamanan Nasional di Hong Kong. UU tersebut ditujukan untuk menghukum kejahatan seperti subversi, separatisme, terorisme, dan kolusi dengan pasukan asing.
Dalam pernyataan pada Kamis malam (3/6), polisi mengatakan setiap pertemuan massal menimbulkan ancaman terhadap kesehatan dan kehidupan masyarakat. Mereka yang ambil bagian dalam pertemuan ilegal akan menghadapi hukuman lima tahun penjara.
“Polisi akan mengerahkan tenaga yang memadai di lokasi yang relevan pada hari itu dan mengambil tindakan tegas untuk menegakkan hukum, termasuk melakukan penangkapan,†kata polisi, seperti dimuat
Al Jazeera.
Mengutip sumber, penyiar publik
RTHK melaporkan, sekitar 7.000 petugas polisi dikerahkan untuk operasi penghentian dan pencarian warga yang melakukan aksi.
Wakil Ketua Aliansi Hong Kong dalam Mendukung Gerakan Demokratik Patriotik China, Chow Hang-tung yang mengorganisir peringatan telah ditangkap pada Jumat pagi oleh petugas polisi berpakaian preman.
Sumber polisi menyebut Chow ditahan berdasarkan Bagian 17A dari Ordonansi Ketertiban Umum, yang mencakup publikasi pertemuan yang melanggar hukum.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: