CEO Rostec, Sergey Chemezov, yang merupakan salah satu konglomerat teknologi utama Rusia, mengatakan sanksi AS untuk Rusia akan sangat berdampak pada berbagai sektor, terurama ekonomi.
Berbicara kepada harian bisnis RBK, Chemezov mengatakan, "Sanksi yang diberikan terhadap Rusia itu, sudah pasti tidak bisa disebut lunak.
“Mereka telah melakukan segala kemungkinan untuk membuat hidup menjadi sulit. Sanksi yang sangat berat sebenarnya adalah perang. Dan kita harus, tentu saja, siap untuk (perang)," jelasnya, seperti dikutip RT, Kamis (3/6).
Chemezov, yang sebelumnya bertugas di Administrasi Kepresidenan Rusia dan sekarang duduk di dewan banyak perusahaan besar seperti Aeroflot, Rosneft, dan Nornickel, telah menjadi CEO Rostec sejak 2007.
Rostec adalah perusahaan teknologi terkemuka milik negara di Rusia dan telah menanamkan banyak uang ke ratusan perusahaan, termasuk yang memproduksi pesawat terbang, tank dan senjata, serta peralatan radio dan truk.
Menurut Chemezov, meskipun pengenaan sanksi keras itu dianalogikan dengan deklarasi perang, baik AS maupun Uni Eropa sebenarnya tidak siap untuk segala bentuk konflik.
"Terutama Eropa," katanya, mencatat bahwa ekonomi Uni Eropa memiliki hubungan yang lebih dekat dengan Rusia, sedangkan volume perdagangan antara Washington dan Moskow relatif kecil.
“Ada kepentingan bersama yang besar antara Rusia dan (seluruh) Eropa,†jelasnya.
“Karena sanksi, mereka kehilangan pasar kami, kemungkinan menjual produk mereka di Rusia, berpartisipasi dalam proyek modern. Tentu saja, orang Eropa tidak senang dengan hal ini," lanjut Chemezov.
Namun, Chemezov menyalahkan Washington atas memburuknya hubungan antara Moskow dan Brussel.
“Pengaruh Amerika terhadap Eropa masih cukup kuat,†katanya. Menambahkan bahwa AS akan melakukan segalanya untuk menjaga negara-negara [Persatuan] Eropa di orbit mereka.â€
Pada bulan April tahun ini, AS memberlakukan sanksi baru terhadap Rusia, menuduh Moskow mencoba merusak pemilihan demokratis dan mendukung kasus spionase cyber SolarWinds, yang menurut Washington diarahkan oleh Kremlin, sebuah tuduhan yang dibantahnya.
Secara khusus, langkah-langkah baru melarang perusahaan-perusahaan Amerika untuk secara langsung membeli saham dalam utang nasional Rusia.
Putaran sanksi April datang setelah langkah-langkah yang diberlakukan pada bulan Maret, ditujukan pada beberapa pejabat Rusia yang diklaim Washington berada di balik pemenjaraan tokoh oposisi Alexey Navalny.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: