Pertemuan di Guiyang, Provinsi Guizhou, China barat daya pada Sabtu (5/6) itu menghasilkan kesepakatan untuk empat sektor, yaitu keamanan politik, ekonomi, budaya, dan pertukaran orang.
Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait kerja sama maritim yang disebut akan membantu memperkaya, memperluas, dan meningkatkan mekanisme kerja sama kedua negara.
Dimuat
CGTN, kedua belah pihak sepakat untuk menjadikan pembangunan pusat penyimpanan ikan nasional di Indonesia sebagai peluang untuk meluncurkan kerjasama perikanan secara menyeluruh dan membawa manfaat nyata bagi para nelayan kedua negara.
Indonesia dan China juga setuju untuk melaksanakan proyek padang rumput laut ekologis dan proyek percontohan untuk desalinasi air laut, serta mendukung beberapa proyek baru berkualitas tinggi.
"Konsultasi percepatan tentang Kode Etik di Laut Cina Selatan dibahas dalam pertemuan tersebut," tambah laporan tersebut.
Di dalam agenda pertemuan, mereka berjanji untuk mengintensifkan upaya menyelaraskan Belt and Road Initiative (BRI) dengan visi Poros Maritim Global Indonesia, menyoroti pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung sesuai jadwal dan koridor ekonomi komprehensif regional.
China juga akan melakukan kerjasama investasi dan pembiayaan tingkat tinggi dengan Indonesia melalui berbagai jalur, dan secara aktif mendukung Indonesia dalam mempercepat pembangunan infrastrukturnya.
Sementara itu, China menyambut baik Indonesia untuk meningkatkan ekspor komoditas kompetitif ke China, memperdalam konektivitas perdagangan bilateral dan bersama-sama memanfaatkan pasar China dan Indonesia yang besar, yaitu mencapai 1,7 miliar orang.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: