Dalam sebuah pernyataan akhir pekan ini, Sekjen PBB Antonio Guterres mengecam serangan tersebut dan meminta negara-negara untuk meningkatkan perang melawan ekstremisme dan kekerasan.
"(Guterres) mengutuk keras serangan keji dan menggarisbawahi kebutuhan mendesak bagi masyarakat internasional untuk menggandakan dukungan kepada negara-negara Anggota dalam perang melawan ekstremisme kekerasan dan korban manusia yang tidak dapat diterima," kata juru bicara Guterres, Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan, seperti dikabarkan
Al Jazeera.
Diketahui bahwa sekelompok orang bersenjata melakukan serangan mematikan terhadap penduduk desa Solhan di Provinsi Yagha, yang berbatasan dengan Niger pada Jumat (4/6).
Menurut keterangan resmi pemerintah setempat, orang-orang bersenjata itu bukan hanya menyerang, namun juga membakar rumah dan pasar di desa tersebut.
Akibatnya, tidak kurang dari 132 orang meninggal dunia, tujuh di antaranya adalah anak-anak.
Meski begitu, sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggungjawab atas serangan tersebut.
Menanggapi kekerasan terbaru itu, Presiden Burkina Faso Roch Marc Christian Kabore mengatakan bahwa pembunuhan tersebut sangat barbar. Dia mendesak warga Burkina Faso untuk tetap bersatu dan solid melawan kekuatan yang tidak jelas seperti itu.
Dia juga mendeklarasikan 72 jam waktu berduka untuk para korban serangan sadis itu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: