Di hadapan legislator partai sayap kanannya, Likud, pada Minggu (6/6), Netanyahu menyebut koalisi tersebut merupakan hasil dari kecurangan pemilu terbesar dalam sejarah demokrasi.
"Kita menyaksikan kecurangan pemilu terbesar dalam sejarah negara ini, menurut pendapat saya dalam sejarah demokrasi mana pun,†kata Netanyahu, seperti dimuat
Reuters.
"Itulah mengapa orang merasa ditipu dan mereka merespons, mereka tidak boleh diam," sambungnya.
Menurut Netanyahu, Naftali Bennett yang akan menggantikannya telah melanggar janji kampanye untuk tidak berkoalisi dengan partai-partai sayap kiri, tengah, dan Arab.
Tetapi pada 2 Juni, Bennett mengumumkan koalisi dengan pemimpin oposisi Yair Lapid yang membuatnya geram.
Berdasarkan kesepakatan koalisi, Bennett akan menjabat sebagai perdana menteri untuk dua tahun pertama, kemudian digantikan oleh Lapid.
Tuduhan Netanyahu muncul ketika kepala badan keamanan dalam negeri Shin Bet memperingatkan publik mengenai prospek kekerasan yang meningkat.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: