Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Thailand Siap Buka Pulau Phuket Untuk Wisatawan Asing Dengan Syarat Karantina, Pebisnis Ragukan Minat Turis

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 07 Juni 2021, 12:20 WIB
Thailand Siap Buka Pulau Phuket Untuk Wisatawan Asing Dengan Syarat Karantina, Pebisnis Ragukan Minat Turis
Ilustrasi/Net
rmol news logo Thailand akan segera membuka kembali Pulau Phuket untuk turis asing yang sudah divaksinasi awal bulan depan. Namun, rencana tersebut ditanggapi dengan hati-hati oleh sejumlah pebisnis, karena mereka masih ragu apakah itu bisa menarik turis kembali ke pulau resor mengingat persyaratan berat yang dikenakan pada pelancong yang masuk.

Mulai 1 Juli, Phuket akan membebaskan persyaratan karantina bagi wisatawan asing yang telah divaksinasi penuh terhadap Covid-19, sebagai bagian dari program 'Kotak Pasir Pariwisata Phuket', yang disebut-sebut sebagai model pembukaan kembali industri pariwisata Thailand.

Namun, sebagai tindakan pencegahan, wisatawan harus tetap berada di pulau itu selama 14 hari sebelum mereka diizinkan pindah ke tujuan lain di negara itu -- naik dari tujuh hari yang diumumkan sebelumnya.

Manajer salah satu agen peejalanan Sunshine Tour Phuket Co, Wichai Ruangcharuwattana mengatakan kepada media setempat, bahwa secara keseluruhan rencana pembukaan kembali akan membantu pemulihan ekonomi pulau resor.

Namun, dia ingin persyaratan tinggal 14 hari dikembalikan menjadi tujuh, karena hotel dan operator feri yang membawa wisatawan dalam perjalanan sehari menaruh harapan mereka pada pembukaan kembali.

Karena perusahaannya berfokus pada turis dari negara-negara Asia, yang sebagian besar umumnya tidak berencana untuk tinggal lebih dari lima hari di Phuket, Wichai mengatakan dia belum melihat ada pemesanan baru.

"Beberapa pegolf dari Singapura sudah menyatakan minatnya untuk menghabiskan tiga hari di Phuket, tapi itu saja," ucapnya, seperti dikutip dari Bangkok Post, Senin (7/6).

“Meskipun Phuket akan dibuka kembali pada bulan Juli, kami tidak tahu berapa banyak turis asing yang akan kembali. Sedangkan untuk turis Thailand, mereka mungkin khawatir bahwa harga kamar hotel, makanan, dan paket wisata di Phuket akan meningkat, sehingga tidak banyak yang akan berkunjung," kata Wicha.

Sementara wakil presiden Asosiasi Agen Perjalanan Phuket, Sirikorn Bunyasiri mengatakan bahwa dia mengharapkan program Kotak Pasir Phuket agar dimulai dengan baik.

"Penerbangan ke Phuket diharapkan meningkat, meskipun tidak diketahui apakah turis akan datang dalam jumlah besar. Banyak maskapai berusaha meningkatkan penerbangan setelah hampir dua tahun, dan semua orang melihat Phuket. Jika itu sukses, yang lain akan mengikuti," katanya.

Chalermlak Kepsap, pemilik Holiday Inn Express Hotel di pantai Patong, menyuarakan ketidaksetujuan dengan persyaratan tinggal 14 hari, dengan mengatakan persyaratan tersebut dapat menghalangi wisatawan asing untuk berkunjung.

“Akan sulit bagi mereka untuk tetap di pulau selama 14 hari. Ini mungkin terlalu lama, mengingat banyaknya tempat wisata dan aktivitas di pulau itu. Akan lebih membantu jika mereka mengadopsi aturan tujuh hari karena wisatawan akan memiliki kesempatan untuk mengunjungi tujuan lain," kata Chalermlak.

Meskipun ada keberatan, Sonthaya Khongthip, presiden kelompok usaha masyarakat, agrowisata dan konservasi di komunitas Bangthao-Choeng Talay, mengatakan bahwa masyarakat siap mendukung pembukaan kembali.

Penduduk setempat bekerja untuk mematuhi pedoman Administrasi Keselamatan & Kesehatan Plus, seperti yang direkomendasikan oleh Kementerian Pariwisata dan Olahraga untuk menarik wisatawan, kata Sonthaya.

"Tanpa kedatangan turis, Phuket akan menjadi kota hantu. Tanpa (skema kotak pasir), negara tidak bisa maju.

"Persyaratan tinggal 14 hari akan menguntungkan produsen lokal. Kami ingin turis menghabiskan uang di komunitas yang menjual produk lokal," kata Sonthaya.

“Kami seperti ikan kecil di kolam besar – operator besar yang melakukan pemasaran secara internasional juga harus memikirkan perusahaan pariwisata lokal,” tambahnya.

Don Limnanthapisit, presiden komite komunitas kota tua Phuket, mengatakan dia setuju dengan persyaratan 14 hari, meskipun dia memperingatkan bahwa pembukaan kembali dapat menyebabkan gelombang infeksi baru jika wisatawan gagal mengikuti protokol keselamatan kesehatan.

“Walaupun wisatawan asing yang masuk wajib menunjukkan bukti vaksinasi, bukan berarti mereka bebas sama sekali dari virus,” ujarnya.

"Wisatawan asing mungkin tidak ingin memakai masker mereka di depan umum. Ketika mereka tiba di Phuket, mereka ingin menikmati minuman mereka sendiri. Jika kita tidak dapat mengendalikan mereka, ini dapat menyebabkan gelombang infeksi baru," demikian Don. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA