Hal itu diungkap oleh Ketua Knesset Yariv Levin kepada Radio Tentara Israel pada Selasa (8/6), seperti dimuat
Deutsche Welle.
Jika memenangkan pemungutan suara, koalisi akan dilantik pada hari yang sama, mengakhiri 12 tahun kekuasaan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Hingga pekan lalu, Bennett telah berhasil mengumpulkan delapan pihak untuk bergabung dalam koalisinya yang selama ini disebut tidak mungkin bersatu.
Koalisi untuk menggulingkan Netanyahu tersebut terdiri dari tiga partai saya kanan, dua sayap tengah, dan dua sayap kiri, bersama dengan partai konservatif Islam Arab, United Arab List (UAL).
Jika menangkan pemilihan di parlemen, ini akan menjadi pertama kalinya dalam sejarah Israel bahwa sebuah partai Arab akan dimasukkan dalam pemerintahan.
Koalisi tersebut juga digawangi oleh Naftali dan politisi sayap tengah Yair Lapid.
Hingga saat ini, koalisi tersebut hanya mampu mengumpulkan 61 kursi dari total 120 di Knesset.
Meski begitu, koalisi mendapatkan dukungan dari bipartisan untuk mengakhiri pemerintahan Netanyahu yang saat ini terjerat kasus korupsi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: