Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Atasi Kekurangan Pasokan Listrik, Irak Berencana Bangun Reaktor Nuklir

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Selasa, 08 Juni 2021, 23:19 WIB
Atasi Kekurangan Pasokan Listrik, Irak Berencana Bangun Reaktor Nuklir
Pejabat Korea Selatan tahun ini mengatakan mereka ingin membantu membangun pembangkit nuklir yang direncanakan Irak dan menawarkan Irak tur reaktor di Uni Emirat Arab yang dijalankan oleh Korea Electric Power Corp/AFP
rmol news logo Irak tengah berupaya untuk mengatasi masalah kekurangan pasokan listrik dengan salah satu caranya adalah merencanakan pembangunan reaktor nuklir. 

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Diketahui bahwa negara produsen minyak nomor dua di Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) itu saat ini masih berjuang menghadapi masalah kekurangan listrik dan investasi yang tidak mencukupi.

Padahal, kebutuhan akan listrik terus meningkat. Irak diperkirakan perlu memenuhi lonjakan permintaan pasokan listrik hingga 50 persen pada akhir dekade ini.

Karena itulah, rencana untuk membangun reaktor nuklir diharapkan dapat membantu menutup kesenjangan pasokan listrik di Irak.

Menurut keterangan Ketua Otoritas Pengatur Sumber Radioaktif Irak Kamal Hussain Latif, seperti dikabarkan Bloomberg, negaranya saat ini berusaha membangun delapan reaktor yang mampu menghasilkan kapasitas listrik sekitar 11 gigawatt.

Dia menjelaskan, Irak akan mencari pendanaan dari calon mitra untuk rencana pembangunan reaktor bernilai 40 miliar dolar AS itu dan membayar kembali biaya selama 20 tahun ke depan.

Kata Latif, sejauh ini kabinet Irak sedang meninjau kesepakatan dengan Rosatom Corp Rusia untuk bekerja sama dalam membangun reaktor.

Selain itu, sambungnya, pejabat Korea Selatan pada tahun ini juga telah mengatakan bahwa mereka ingin membantu membangun pabrik dan menawarkan Irak tur reaktor di Uni Emirat Arab yang dijalankan oleh Korea Electric Power Corp.

Otoritas nuklir Irak juga telah membuka pembicaraan dengan pejabat Perancis dan Amerika Serikat mengenai rencana tersebut.

“Kami memiliki beberapa perkiraan yang menunjukkan bahwa tanpa tenaga nuklir pada tahun 2030, kami akan berada dalam masalah besar,” kata Latif dalam sebuah wawancara di kantornya di Baghdad.

Sebenarnya, masalah yang sedang dihadapi Irak tidak sebatas pada pasokan listrik saja, namun juga pada upaya untuk mengurangi emisi dan menghasilkan lebih banyak air melalui desalinasi.

Di sisi lain, masalah mendasar lainnya yang juga dihadapi Irak adalah soal pembiayaan. Mengingat negara tersebut telah mengalami krisis anggaran di tengah harga minyak yang bergejolak.

Menurut data dari Dana Moneter Internasional, seperti dikabarkan Al Jazeera, bahkan dengan harga minyak mentah sekitar 70 dolar AS per barel sekarang, negara itu hanya dapat menyeimbangkan anggarannya.

Selain itu, pemerintah Irak juga harus mengatasi masalah geopolitik seputar keamanan energi atom, yang telah menghalangi ambisi nuklir di tempat lain di kawasan itu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA