Itu disampaikan oleh Trump dalam pernyataannya yang dirilis pada Selasa (8/6).
Dalam pernyataan tersebut, Trump memberikan selamat kepada Nigeria yang telah melarang akses Twitter. Itu terjadi setelah Twitter menghapus cuitan Presiden Muhammadu Buhari.
"Lebih banyak negara harus melarang Twitter dan Facebook karena tidak mengizinkan kebebasan dan keterbukaan berpendapat. Semua suara harus didengar," ujar Trump.
"Siapakah mereka untuk mendikte yang baik dan yang jahat jika mereka sendiri jahat? Mungkin saya seharusnya melakukannya ketika saya menjadi Presiden. Tetapi Zuckerberg terus menelepon saya dan datang ke Gedung Putih untuk makan malam dan memberi tahu saya betapa hebatnya saya," lanjut dia.
Kemudian secara retoris, di akhir pernyataannya, ia memberikan pertanyaan "2024?" yang mengacu pada pemilihan presiden.
Pada awal tahun ini, Trump telah diusir secara massal dari media sosial setelah insiden kerusuhan di Capitol Hill pada 6 Januari. Ia dianggap bertanggung jawab karena seruannya di media sosial diyakini sebagai provokasi terhadap para pendukungnya untuk berkumpul di Capitol Hill, mengacauan sesi Kongres untuk mengesahkan Presiden Joe Biden yang memenangkan pilpres 2020.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: