Hakim pada Selasa (8/6) membacakan bukti dalam persidangan di Belanda terhadap empat tersangka buronan, yaitu tiga orang Rusia dan seorang warga negara Ukraina. Keempatnya dituduh menembak jatuh pesawat MH17 pada 17 Juli 2014 dan menewaskan 298 orang di dalamnya. Di antara mereka yang tewas adalah 38 warga negara dan penduduk Australia.
Penerbangan MH17 dari Amsterdam ke Kuala Lumpur jatuh di sebuah lapangan di wilayah yang dikuasai oleh separatis pro-Rusia yang berperang melawan pasukan Ukraina setelah ditembak jatuh dengan apa yang dikatakan penyelidik internasional sebagai 'rudal darat-ke-udara' milik Rusia.
Para ahli telah menyatakan bahwa kerusakan pada lambung (pesawat) kompatibel dengan sistem rudal Buk dan hulu ledak Buk.
"Tidak ditemukan kerusakan yang tidak sesuai dengan skenario itu, atau yang mengindikasikan skenario lain,†kata hakim Hendrik Steenhuis, seperti dikutip
Sydney Morning, Kamis (9/6).
Penyeidikan bertahun-tahun berhasil mengumpulkan bukti. Pada Mei 2018, Tim penyelidik internasional menyimpulkan bahwa peluncur rudal yang digunakan untuk menembak jatuh pesawat itu adalah milik Angkatan Darat Rusia, tepatnya Satuan Brigade Rudal Anti-Pesawat ke-53.
Pemerintah Belanda menganggap Moskow bertanggung jawab. Namun, Rusia membantah terlibat.
Keempat tersangka diadili secara in absentia. Setelah satu tahun sebagian besar persidangan prosedural, hakim mengumumkan dimulainya fase pembuktian pada hari Senin (7/6).
Minggu ini majelis hakim secara khusus akan melihat untuk menentukan jenis rudal apa yang mengenai pesawat, dari mana ditembakkan, dan apakah keempat tersangka dapat dimintai pertanggungjawaban.
“Ini tentang: apakah itu rudal Buk atau bukan?†tanya Hans de Borst, yang kehilangan putrinya dalam kecelakaan itu, mengatakan sebelum sidang.
“Saya pikir pertanyaannya sudah dijawab oleh pengadilan," katanya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: