Mengutip seorang sumber,
Associated Press pada Rabu (9/6), Presiden Joe Biden diperkirakan akan mengumumkan rencana tersebut selama KTT G7 yang digelar di Cornwall, Inggris pada akhir pekan ini.
Dimuat
The New York Times, vaksin-vaksin tersebut akan didistribusikan ke sekitar 100 negara, dengan 200 juta dosis dikirim tahun ini dan sisanya akan dikirim pada paruh pertama 2022.
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan, AS akan menjadi "gudang vaksin", mirip dengan istilah "gudang demokrasi" yang digunakan Presiden Franklin Delano Roosevelt selama Perang Dunia II untuk menggambarkan industri AS memasok bahan perang untuk sekutu.
Sullivan menambahkan, Biden ingin mendorong agar negara-negara demokrasi meningkatkan komitmen mereka untuk memasok vaksin ke negara berkembang demi diakhirinya pandemi ini.
Biden juga ingin menunjukkan bahwa demokrasi adalah solusi terbaik bagi orang-orang di mana saja.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengatakan bahwa sekitar 11 miliar vaksin diperlukan untuk memvaksinasi 70 persen dari populasi Bumi.
Afrika menjadi benua yang memiliki tingkat vaksinasi terendah di dunia, yaitu hanya hampir 2 persen.
Sejauh ini, AS sudah mendistribusikan sejumlah kecil vaksin dan berjanji untuk mengirim total 80 juta dosis ke negara-negara miskin.
China telah mengirim 350 juta dosis vaksin ke luar negeri dan juga memberikan 808 juta suntikan di dalam negeri. Selain itu, Rusia telah menjanjikan 300 juta dosis vaksin Sputnik V pada Mei 2022.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.