Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Moskow Takkan Jauhi Beijing, Dubes Denisov: Rusia Lebih Pintar Dari Yang Dipikirkan Orang Amerika

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 11 Juni 2021, 06:41 WIB
Moskow Takkan Jauhi Beijing, Dubes Denisov: Rusia Lebih Pintar Dari Yang Dipikirkan Orang Amerika
Duta Besar Rusia untuk China Andrey Denisov/Net
rmol news logo Duta Besar Rusia untuk China Andrey Denisov mengomentari rencana pertemuan puncak antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden Vladimir Putin di Jenewa pada pekan depan.

Dalam sebuah wawancara bersama media China Global Times pada Kamis (10/6), Denisov mengatakan negaranya tidak mengharapkan hasil yang tidak mungkin dari pertemuan tersebut dan kedua belah pihak tidak mustahil bisa menyelesaikan masalah penting.

Duta Besar mencatat bahwa jika kedua pemimpin berbicara tentang masalah yang berkaitan dengan China selama pertemuan mereka, Rusia tentu akan membahasnya dengan pihak China.

"Hubungan Rusia-China tidak akan berubah, apa pun sikap AS terhadap Rusia," tegasnya.

Putin dan Biden dijadwalkan akan bertemu di Jenewa pada 16 Juni, pertemuan pertama antara kedua pemimpin sejak Biden menjabat sebagai Presiden AS.

Beberapa analis percaya bahwa selama pertemuan bilateral pertama mereka, Biden dan Putin akan membahas topik-topik termasuk stabilitas strategis, perlucutan senjata, ekologi, Covid-19, dan konflik di titik-titik panas.

Mengenai Pertemuan tersebut, Denisov mengatakan bahwa Rusia menyambut baik tindakan apa pun yang mengurangi ketegangan dan persaingan, tetapi mereka juga sangat berhati-hati tentang apa yang dapat mereka harapkan dari hubungan Rusia-Amerika, terutama dalam konteks hubungan yang sangat tegang antara kedua negara.

"Rusia adalah 'realis' dan tidak mengharapkan hasil yang tidak mungkin. KTT tidak mungkin menyelesaikan masalah penting antara kedua negara. Hasil yang lebih baik adalah yang menetapkan kondisi untuk menyelesaikan masalah di masa depan," kata diplomat itu.

Laporan media menunjukkan bahwa sementara KTT mendatang dilihat oleh beberapa analis sebagai kesempatan 'pemecah kebekuan' untuk membentuk kembali hubungan AS-Rusia, kedua belah pihak telah berbicara tegas  satu sama lain dan mengirimkan sinyal untuk menurunkan ekspektasi eksternal menjelang KTT.

Biden bersumpah untuk bersikap keras dengan Rusia dan menekannya pada masalah hak asasi manusia, sementara Putin mengatakan dia tidak mengharapkan terobosan apa pun dari pertemuannya itu.

Beberapa analis menunjukkan, mestinya pertemuan Jenewa dapat menjadi kesempatan untuk melobi Rusia jika AS mampu menstabilkan hubungannya dengan Rusia. Dengan demikian AS  dapat berkonsentrasi pada urusannya dengan China.

Munculnya wacana yang mengatakan bahwa Rusia akan mengasingkan China saat hubungannya dengan AS membaik, Denisov beranggapan bahwa itu 'sangat picik'.  

"Rusia lebih pintar dari yang orang Amerika pikirkan," katanya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA