Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Konflik Tigray Menutup Akses Bantuan Kemanusiaan, PBB: Juli-September Akan Semakin Banyak Orang Yang Sekarat Karena Lapar

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 12 Juni 2021, 09:46 WIB
Konflik Tigray Menutup Akses Bantuan Kemanusiaan, PBB: Juli-September Akan Semakin Banyak Orang Yang Sekarat Karena Lapar
Juru bicara Unicef, ​​James Elder/Net
rmol news logo Sebuah laporan PBB yang dikeluarkan pada Kamis (10/6) memperkirakan bahwa antara Juli dan September jumlah orang yang menghadapi kelaparan di Tigray akan meningkat menjadi lebih dari 400.000.  

Juru bicara Unicef, ​​James Elder, mengatakan konflik politik dan krisis kesehatan yang terjadi di Tigray berdampak sangat serius terhadap kelangsungan hidup banyak orang di Tigray, terutama anak-anak.

Krisis semakin mencekik terutama di bulan Juni, dengan musim tanam sereal yang berakhir di bulan itu.  Krisis menyebabkan terhentinya aktivitas pertanian dan perkebunan.

"Juni adalah bulan yang kritis, seperti saat musim tanam sereal berakhir untuk tahun ini. Ketika saya berada di Tigray pada bulan Mei, saya melihat kehancuran pada tanaman dan ternak. Dan kami membunyikan bel alarm untuk memungkinkan orang menanam sekarang sehingga mereka dapat memiliki makanan di akhir tahun. (Namun) itu belum terjadi. Ada banyak masalah, tetapi akses yang aman tetap yang utama," kata Elder kepada wartawan di Jenewa, seperti yang dilaporkan Euro News, Jumat (11/6)

Elder menegaskan bahwa kelaparan bukan hanya tentang kekurangan makanan.

“Ketika kita memikirkan kelaparan, kita sering berpikir tentang kekurangan makanan. Tetapi krisis yang semakin meningkat tidak hanya merupakan salah satu kerawanan pangan, tetapi juga air bersih, sanitasi dan perawatan kesehatan – terutama pencegahan dan pengobatan penyakit. Air dan sanitasi sama pentingnya dengan makanan untuk anak-anak dan keluarga yang menghadapi kelaparan dan kerawanan pangan.”

PBB bekerja dengan organisasi lain bergerak untuk membantu mengatasi krisis kelaparan di Tigray, tetapi tidak memiliki akses ke sebagian besar wilayah tersebut.

Amerika Serikat dan Uni Eropa pada hari Kamis mengeluarkan permohonan untuk upaya internasional yang lebih besar untuk mengatasi kelaparan yang muncul.

Organisasi bantuan internasional telah berulang kali mengeluh bahwa mereka ditolak aksesnya ke wilayah itu oleh pasukan Ethiopia dan pasukan dari negara tetangga Eritrea.

Tommy Thompson, koordinator darurat Program Pangan Dunia, menyesalkan 'kurangnya kemauan politik untuk memberikan akses kemanusiaan'.

"Kita tidak bisa sama sekali memasuki seperempat dari daerah di mana bantuan  dibutuhkan di Tigray. Di banyak tempat ini, tidak ada yang bisa sampai ke sana, padahal di sana banyak sekali orang yang sekarat," katanya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA