Hingga Senin (15/6), total korban meninggal akibat insiden ledakan yang terjadi pada Minggu (13/6) pagi waktu setempat meningkat menjadi 25 orang dengan 138 lainnya luka-luka.
Para pejabat awalnya mengatakan 12 orang tewas dalam ledakan itu, tetapi 13 mayat lagi ditemukan pada 12:30 Senin waktu setempat.
Hingga berita ini ditulis, penyebab ledakan masih dalam penyelidikan.
Seorang penduduk lokal bermarga Li mengatakan kepada media China
Global Times, bahwa kecelakaan itu terjadi ketika seorang pekerja pemeliharaan sedang memperbaiki pipa setelah kebocoran gas.
Komite Keselamatan Kerja Dewan Negara mengatakan pada hari Senin bahwa mereka akan mengawasi penyelidikan ledakan gas.
"Komite mendesak departemen pemerintah untuk memastikan produksi yang aman," katanya.
Ia juga meminta sektor-sektor utama dan entitas lain untuk meningkatkan pengawasan mereka terhadap risiko, serta menciptakan lingkungan yang aman dan stabil jelang peringatan seratus tahun Partai Komunis Tiongkok yang akan berlangsung pada 1 Juli mendatang.
Untuk pemulihan segera mereka yang terluka, penduduk di Shiyan dengan bersemangat pergi mendonorkan darah.
Tercatat hingga Senin sore, ada 1.289 orang yang telah mendonorkan darahnya, yang menurut pemerintah kota akan cukup untuk memenuhi kebutuhan klinik setempat.
Pejabat China telah berusaha untuk meningkatkan standar keselamatan di negara itu, yang telah diganggu oleh kecelakaan industri di masa lalu.
Pada 2015, serangkaian ledakan di Tianjin menewaskan 173 orang, dua tahun setelah ledakan pipa minyak di Qingdao menewaskan lebih dari 60 orang.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: