Demikian yang disampaikan oleh pakar kebijakan senior di Pusat Kebijakan Eropa yang berbasis di Brussels, Amanda Paul, seperti dikutip
Anadolu Agency.
“Ada beberapa masalah, lebih dari beberapa selama beberapa tahun terakhir antara dengan beberapa negara anggota NATO dan Turki yang belum pernah bertemu, tetapi dalam perspektif saya adalah, Turki selalu dan terus menjadi sekutu setia dalam NATO," ujar Paul.
Ia mengatakan, Turki berada di garis depan melawan ekspansionisme Rusia di Laut Hitam dan Mediterania. Namun sejauh ini peran tersebut tidak cukup dihargai.
“Anda perlu memiliki posisi yang lebih bernuansa, karena jika Anda melihat gambaran yang lebih luas tentang apa yang sebenarnya Turki sumbangkan ke NATO, tidak hanya sekarang tetapi selama beberapa dekade, itu sangat besar. Bagi saya, Turki tetap menjadi mitra yang dapat diandalkan dan mitra penting," jelasnya.
Menurut Paul, perlu ada pendekatan yang berbeda, misalnya, lebih banyak tekanan untuk diberikan pada Siprus Yunani.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: