Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir China Dilaporkan Bocor, Tingkat Radiasi Hong Kong Masih Aman

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 15 Juni 2021, 16:05 WIB
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir China Dilaporkan Bocor, Tingkat Radiasi Hong Kong Masih Aman
Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam/Net
rmol news logo Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam menyoroti laporan yang menyebut pembangkit listrik tenaga listrik di China mengalami kebocoran.

Kebocoran di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Taishan dilaporkan oleh perusahaan Prancis yang mengelola pabrik di Provinsi Guangdong, Framatome. Pihaknya mengatakan sedang menangani masalah kinerja.

Berdasarkan rincian yang diberikan, ahli nuklir menyebut terjadi kebocoran gas dari batang bahan bakar di dalam reaktor.

Pada Senin malam (14/6), Lam mengatakan, data pemerintah menunjukkan tingkat radiasi di Hong Kong berada dalam tingkatan yang normal.

“Sehubungan dengan laporan media asing tentang pembangkit nuklir di Taishan, Guangzhou, pemerintah Hong Kong sangat mementingkan hal ini," ujar Lam, seperti dimuat Associated Press.

Lam mengatakan, pihaknya akan meminta informasi kepada pihak berwenang di Guangdoang dan memberi tahu publik tentang perkembangan apa pun.
Sementara data dari Observatorium Hong Kong pada Selasa (15/6), tingkat radiasi juga berada pada situasi normal.

Pabrik Taisha mulai beroperasi secara komersial pada Desember 2018. Pabrik yang dimiliki oleh China Guangdong Nuclear Power Group dan Electricite de France itu terletak 85 mil sebelah barat Hong Kong.

Menurut CNN, Framatome telah menulis surat peringatan kepada departemen energi AS tentang ancaman radiologi yang akan segera terjadi dan menuduh pihak berwenang China menaikkan batas yang dapat diterima untuk radiasi di luar pabrik.

Namun, para pejabat AS yakin tidak ada ancaman keamanan yang parah. Sementara Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan pihaknya sedang menunggu informasi dari kontak di China. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA