Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Beberkan Selisih Anggaran Militernya Dengan NATO, Beijing: Jadi, Berhentilah Membesarkan Teori 'Ancaman China'

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 16 Juni 2021, 08:51 WIB
Beberkan Selisih Anggaran Militernya Dengan NATO, Beijing: Jadi, Berhentilah Membesarkan Teori 'Ancaman China'
Militer China/Net
rmol news logo China mendesak negara-negara yang tergabung dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO agar melihat perkembangan China secara objektif dan rasional. Beijing juga meminta mereka agar berhenti membesarkan teori 'ancaman China'.

Desakan tersebut disampaikan seorang juru bicara Misi China untuk Uni Eropa (UE) pada Selasa (15/6), menanggapi pernyataan bersama NATO yang dikeluarkan sebelumnya pada Senin (14/6) tentang kesepakatan untuk bekerja sama melawan tantangan yang ditimbulkan oleh kebijakan China.

Para pemimpin NATO mengatakan bahwa mereka akan bergabung melawan apa yang disebut 'tantangan sistemik' yang ditimbulkan oleh kebijakan China. Mereka juga menyebut tindakan China yang semakin tegas dalam membangun persenjataan nuklir dan kemampuan perang antariksa dan dunia maya mengancam tatanan internasional.

"Klaim NATO adalah penghinaan terhadap perkembangan damai China, salah menilai situasi internasional dan perannya sendiri dan kelanjutan dari mentalitas Perang Dingin dan psikologi 'politik blok,'"kata juru bicara itu seperti dikutip dari CGTN.

"China dengan teguh mengejar kebijakan pertahanan nasional yang bersifat defensif dan modernisasi militer kami dibenarkan, masuk akal, dan transparan," ungkapnya.

Juru bicara itu mengatakan tahun ini, pengeluaran pertahanan yang direncanakan China akan menjadi sekitar 1,35 triliun yuan (209 miliar dolar AS), bertahan di sekitar 1,3 persen dari produk domestik bruto (PDB), yang jumlahnya lebih rendah dari standar NATO.

"Anggaran militer 2021 untuk 30 negara NATO diperkirakan mencapai 1,17 triliun dolar AS, terhitung lebih dari setengah pengeluaran militer global dan 5,6 kali lebih banyak dari China," juru bicara itu menambahkan.

"Terlalu jelas bagi dunia yang pangkalan militernya ada di seluruh dunia dan kapal induknya memamerkan kekuatan mereka," ujarnya.

Juru bicara itu juga mengatakan bahwa ada perbedaan besar antara jumlah persenjataan nuklir China dan NATO, termasuk AS. Dia juga menambahkan bahwa jumlah hulu ledak nuklir di negara-negara anggota NATO hampir 20 kali lipat banyaknya dibandingkan China.

"China berkomitmen untuk tidak menggunakan senjata nuklir terlebih dahulu setiap saat atau dalam keadaan apa pun dan berjanji tanpa syarat untuk tidak menggunakan atau mengancam untuk menggunakan senjata nuklir terhadap negara-negara non-senjata nuklir atau zona bebas senjata nuklir," kata juru bicara itu.

Dia kemudian melemparkan pertanyaan, apakah NATO dan anggotanya, yang berkomitmen pada "perdamaian, keamanan, dan stabilitas," dapat membuat komitmen yang sama seperti yang dilakukan China.

"Kami tidak akan memberikan 'tantangan sistemik' kepada siapa pun. Tetapi jika ada yang ingin menantang, kami tidak akan duduk diam," tegas jubir tersebut.

Juru bicara itu juga mendesak NATO agar tidak menggunakan kepentingan sah dan hak hukum China sebagai alasan untuk memanipulasi 'blok politik', menciptakan konfrontasi buatan dan merangsang persaingan geopolitik.

"NATO harus menghabiskan lebih banyak energi di jalan yang benar untuk mempromosikan dialog dan kerja sama dan berbuat lebih banyak untuk benar-benar berkontribusi dalam menjaga keamanan dan stabilitas internasional dan regional," kata juru bicara itu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA