Hal tersebut diungkapkan Penasihat keamanan nasional Biden, Jake Sullivan, dalam sebuah pernyataan pada Kamis (17/6) waktu setempat.
"Gedung Putih akan mempertimbangkan untuk mengatur pembicaraan antara Presiden Joe Biden dan mitranya dari China, Xi Jinping, saat kedua negara berdebat mengenai masalah-masalah termasuk hak asasi manusia," katanya, seperti dikutip dari
Reuters, Jumat (18/6).
Beijing sebelumnya menyatakan kemarahan mereka atas komunike yang dikeluarkan atas desakan Biden oleh para pemimpin Kelompok Tujuh (G7) pada Minggu (13/6).
Komunike tersebut berisi kecaman tentang penanganan China atas hak asasi manusia di wilayah Xinjiang dan Hong Kong, sementara juga menuntut penyelidikan penuh dan menyeluruh tentang asal-usul virus corona di negara itu.
"Sebentar lagi kami akan duduk untuk mencari cara yang tepat bagi kedua presiden untuk terlibat," kata Sullivan kepada wartawan melalui panggilan konferensi.
"Bisa berupa panggilan telepon, bisa jadi pertemuan di sela-sela KTT internasional lainnya, bisa juga hal lain," ujarnya.
Biden dan Xi keduanya diperkirakan akan menghadiri pertemuan G20 pada Oktober yang diselenggarakan oleh Italia, salah satu tempat yang memungkinkan untuk pembicaraan semacam itu.
Sullivan mengatakan belum ada keputusan akhir yang dibuat mengenai rencana pertemuan Biden dan Xi.
Pada Rabu (16/6) Biden sempat ditanya oleh wartawan soal apakah dia akan meminta Xi untuk mendorong penyelidikan asal-usul Covid-19.
Diaa menjawab, "Kami saling mengenal dengan baik, kami bukan teman lama. Ini hanya bisnis murni."
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: